Urutan Nafkah

Jika saja semua laki2 berilmu dan sadar akan tanggung jawabnya,pastilah tidak ada wanita2 yang Banting tulang bekerja diluar Rumah Dan keluar dari fitrahnya sebagai tulang punggung keluarganya ....

Jadi begini loh urutan tanggung jawab nafkah itu:

Anak laki2 menjadi tanggung jawab ayahnya sampai dia baligh (bisa mencari nafkah sendiri).

Anak perempuan menjadi tanggung jawab ayahnya sampai dia menikah dan ketika menikah nafkahnya beralih ke suaminya, sepenuhnya.

Ketika suaminya meninggal atau bercerai, nafkahnya akan dikembalikan kepada ayahnya dan keluarganya yang laki2.

Sementara nafkah anak2nya sepenuhnya tetap menjadi tanggungjawab mantan suaminya (ayah anak2nya), dan jika anak2 ikut ibunya dan masih dalam pengurusan (anak-anak atau bayi), ibunya masih tetap diberikan nafkah krn mengurusi anak2nya dan menyusui bayinya (bahkan penyusuannya ini dibayar). 

Jika mantan suaminya ini tidak mampu atau karena meninggal, maka nafkah anak-anak mereka menjadi tanggung jawab keluarga suaminya yang laki-laki (bapaknya, kakak/adek laki2, paman) sepenuhnya. 

Di jaman ini, khususnya di lingkungan kita, indonesia, agaknya hukum ini diabaikan. 

Bisa jadi karena belum tahu atau bahkan tidak mau tahu. 

Tapi yang jelas, para wanita di sini sangat kuat, jangankan setelah ditinggal mati atau bercerai, bahkan ketika suaminya di sisinyapun, nafkah kerap ada di pundak sang isteri.

Ketahuilah wahai para laki2, ketika isterimu menafkahi anak2mu dengan cara yg haram dan mendidiknya dengan cara yang salah, di akhirat kamu tetap bertanggung jawab atas nafkah dan pendidikan anak-anakmu itu, bahkan atas nafkah haram dan pendidikan yang salah tsb.
 
Sungguh itu akan menjadi hutang yg bertumpuk. Karena sesungguhnya bagi perempuan, jika dia meninggalkan anak-anakmu dan menelantarkannya, maka tidak ada dosa baginya, karena mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawabmu dan keluargamu.

Saya sangat sering menjelaskan ini bahkan jauuuuuh sblm semua terjadi atas diri saya, jadi tidak ada hubungannya dengan saya, murni karena banyaknya kejadian di sekitar saya.
 
Naifnya lagi, ketika para lelaki itu menikahi janda yang beranak, justru dia sibuk mendidik dan menafkahi anak tirinya tapi mengabaikan anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya. Menjalankan sunnah dengan mengabaikan kewajiban, tekor pahala. 

Jangankan anak2 tiri yg bukan anak kandungmu, bahkan ketika wanita yang dinikahi itu hamil karenamu sebelum nikah, nafkahnya tetap bukan kewajibanmu.

Dan kalian, wahai wanita... meski tak ada dosa bagimu membiarkan anak-anakmu, tapi merawat, manafkahi dan mendidik mereka mencintai Rabbnya dan berbakti pada ayahnya (seburuk apapun dia) adalah jihadmu. 

Pahala berlimpah bagimu atas perjuangan dan keikhlasanmu, Insyaa Allah. 

Karena merawat, mendidik (apalagi di tengah kekecewaan mereka) sekaligus menafkahi mereka, bukanlah perkara yang mudah. 

Dan ketahuilah, hak-hakmu kelak akan dikembalikan kepadamu di akhirat.

Agar Anak Betah ke Masjid



Kita bersyukur kepada Allah, kita bisa bangun tidur, maka kita membaca doa sesudah bangun tidur. Pada hakikatnya tidur itu mati, bangun tidur tidak ingat apa-apa, luar biasa Allah itu, MasyaAllah.

“Dalam surat An-Nahl ayat 18 Allah menjelaskan bahwa kalau kamu ngitung nikmat Allah, maka kamu tidak akan bisa ngitung, bukan karena kita tidak bisa ngitung satu, dua, tiga, tetapi karena saking banyaknya, salah satunya oksigen, oksigen yang kita butuhkan selama satu hari sebanyak 2200 liter oksigen, jika diuangkan sebesar 55 juta,” katanya.

“Rasanya tidak cukup syukur kita, gaji kita tidak cukup, kita di perintah berjuang untuk Allah, tetapi kita malas-malasan, ceritanya Pak Dahlan Iskan, sakit pembuluh darahnya sakit, berobat ke China, dr Abraham Coy, harga 50 Cm pembuluh darah itu berapa 500 juta. 1meter 1 miliar, atau 200 kilu meter. Berarti kalau kita kalikan 1 miliar kali 200 sama dengan dua triliun, bayangkan,” terang Hamri dosen fakultas Agama Islam UMSurabaya itu.

Menurutnya, nikmat manakah yang kita dustakan. “Nikmat Tuhanmu yang mana wahai jin dan manusia yang masih kurang, fabiayyi alaa irabbikuma tukaddziban, kalimat ini diulang 31 kali dalam Alquran,” ucapnya sambil menyitir ayat tersebut. hal ini agar anak muda betah di masjid.

“Kita menjadi takmir, majelis atau sebagai apapun, dua nikmat yang saya sampaikan memacu untuk berjuang, jangan malu kalau takmir nyapu karena itu sebagai ladang untuk berjuang,” ujar dia.

Ayat ini, lanjut dia, mengajak kita berjuang, jadilah kamu penolong agama Allah, di Indonesia ini sudah muncul paham-paham, paham pluralisme, mereka mengumpamakan agama itu seperti pakaian. Fatwa MUI 75 bahwa paham ini haram. Kelompok ini mengajukan judial review, pernikahan beda agama, dan yang dijadikan dasar juga Alquran. Kawin sejenis, kawin agama surat arrum ayat 21.

“Dari dirimu, ini yang dijadikan patokan, melalui masjid paham yang seperti ini kita libas, terutama anak muda, mereka tempat nongkrong nya di giras-giras. Sudah waktunya masjid dipasang wifi, disediakan kopi, ada tempat untuk cangkrukan bersama anak muda,” pungkasnya.

Waktu – Bagian 4

Koran hari ke 125

الزّمَانُ

Waktu bagian ke empat


Sekarang : الآنَ

Besok : غَدًا

Tadi : آنِفًا

Sebelum: قَبْلَ

Setelah : بَعْدَ


? Contoh Kalimat ?

Sekarang saya mau mengerjakan tugas

سَأَعْمَلُ الْوَاجِبَ الآنَ

Besok kita akan bertemu lagi

غَدًا سَنَلْتَقِيْ مَرَّةً أُخْرَى

Tadi saya sudah sarapan

تَنَاوَلْتُ الْفَطُوْرَ آنِفًا

Nak… bacalah doa sebelum tidur !

يَا بُنَيَّ… اِقْرَأِْ الدُّعَاءَ قَبْلَ النَّوْمِ

Saya mau ke perpustakaan setelah belajar

سَأَذْهَبُ إِلَى الْمَكْتَبَةِ بَعْدَ الدِّرَاسَةِ

Donasi Dakwah

Donasi Dakwah "Mutsla"

Menebar Manfaat kepada sesama

Donasi ke :
Bank Muamalat no rek 7010115446
Bank BCA no rek 2140695397
a.n Syahroni Nur Wachid

Konfirmasi transfer ke : 082131174151
"Nama-Asal-Jumlah"

Donasi Dakwah Mutsla, menebar manfaat kepada sesama

.

.
Terjemahan Al-qur'an per Kata