Ikhwan

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang tampan rupawan, tapi dari kesungguhannya dalam menjaga kemuliaan diri, keluarga, dan agamanya.

Pantang baginya mengemis kemuliaan dari para raja dan tuan

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tapi dari keberaniannya mengakui setiap kesalahan dan adilnya sikap kala menjadi seorang pemimpin. Tak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya. Pantang baginya berputus asa dari keluasan sifat Robbnya yang Ar-Rahman

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tapi dari hati yang ada di balik itu. Pantang baginya melukai hati saudaranya. Justru kelembutan hati yang ia tunjukan pada sesamanya dan ketegasan serta arif bijaknya kala menghadapi kaum kafir

Ikhwan sejati bukanlah dilihat proporsionalnya postur tubuh dan lincahnya kala ia bergerak, tapi dari kasih sayangnya terhadap orang di sekitarnya dan keikhlasan hatinya dalam menerima kritikan. Baginya kritik adalah salah satu rumus untuk tercapainya kesuksesan. Sifat Tawadhu adalah baju keabadian yang dipakainya sepanjang perguliran zaman

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tapi dari sikap bijaknya menyingkapi persoalan. Kekuatan ruhiyyah yang menjadikan bashiroh senantiasa terpancar dari lubuk hatinya. Keyakinannya yang kuat akan pertolongan Allah menjadikan optimisme sebagai selimut yang menyemangati perjuangan hidupnya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari lantangnya suara kala bertilawah Al-Qur’an dan banyaknya hadits yang ia hafal, tapi dari keteguhan dan konsistennya mengamalkan kandungan keduanya. Dia selalu berusaha mengajarkan pada kaum yang belum memahaminya. Al-Qur’an dan As-Sunnah dijadikannya sebagai suluh penerang serta pijakan dalam menelusuri lorong-lorong gelap kehidupan

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari tajamnya pedang atau banyaknya peluru dari senapan yang ia bawa, tapi dari sikap tegarnya dalam mempertahankan kebenaran yang dia bela. Syahid baginya adalah tujuan. Jihad di jalan Allah adalah cita-citanya yang tertinggi. Ilmu yang bermanfaat adalah tongkat yang dia pegang. Pantang baginya mengikuti prasangka-prasangka bathil, mengatakan yang tidak ada ilmu dalam dirinya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita menyanjung dan menggodanya, tapi dari komitmennya dalam mencintai dan membersamai akhwat yang menjadi pasangan hidupnya. Keharmonisan keluarga yang dia bina adalah semata-mata dijadikan sarana untuk mendaki tangga-tangga cinta-Nya. Pantang baginya bersikap kasar terhadap istri dan anaknya. Mitsaqon Ghalidza dia gigit erat-erat dengan gigi gerahamnya. Panggilan jihad baginya adalah rayuan cinta yang harus segera dipenuhi. Dadanya dipenuhi gelora syahid

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tapi dari sikap bersahabatnya terhadap generasi muda bangsa. Baginya mempersiapkan generasi robbani adalah bagian dari misi dakwahnya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat kerja, tapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah. Ia hiasi rumahnya denga cinta dan kebijaksanaan. Impiannya untuk membentuk rumah muslim berusaha ia wujudkan dalam rumah tangganya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya kitab yang ia kuasai dan cakapnya ia kala berorasi, tapi dari sikapnya yang istiqomah dalam menanggung beban amanah dan sikap tawadhu dalam menjalankan lika-liku kehidupan. Pantang baginya membanggakan apa-apa yang ada pada leluhurnya, sementara dirinya tak punya apa-apa yang bias dijadikannya amalan unggulan dihadapan Allah. Dia yang selalu melihat orang-orang di bawahnya dalam hal keduniaan dan selalu memandang ke atas dalam urusan-urusan akhirat

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya muatan dan beratnya barbel yang dapat ia angkat, tapi dari ketabahannya dalam menghadapi lika-liku kehidupan dan dari kesabarannya kala marah. Juga sikap qona’ahnya dalam menerima anugrah dari Robbnya. Obsesi yang terbesar dalam hidupnya adalah keridhoan Allah Ta’ala. Ia yang selalu mendahulukan kepentingan agama-Nya diatas segala-galanya. Minhajul Qosidin dan Minhajul Muslimin menjadi bingkai hidupnya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyknya orang yang dapat ia tundukan dan takut kepadanya, tapi dari seberapa besar ia takut pada Robbnya sehingga dia berhati-hati dalam meniti kehidupan dunia ini. Pantang baginya bersikap takabur ketika kekuasaan ada dalam genggaman dan bersikap Ghuluw(lebay) ketika perhiasan dunia ada di bawah telapak kakinya

Wahai Ikhwan,,,

Kenakanlah jubah kesholehan niscaya kemuliaanmu terpancar….

Bawalah pedang keimanan yang siap menghunus kemaksiatan…

Kendarailah kuda kebijaksanaan yang akan membawamu meniti jalan kehidupan…

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan kritik&saran anda ke komentar berikut

Donasi Dakwah

Donasi Dakwah "Mutsla"

Menebar Manfaat kepada sesama

Donasi ke :
Bank Muamalat no rek 7010115446
Bank BCA no rek 2140695397
a.n Syahroni Nur Wachid

Konfirmasi transfer ke : 082131174151
"Nama-Asal-Jumlah"

Donasi Dakwah Mutsla, menebar manfaat kepada sesama

.

.
Terjemahan Al-qur'an per Kata