Kan Selalu Engkau Kukenang


“.. .berkecamuklah rasa di dada. Tersemburatlah gelora asmara. Langit-langit hati sang wanita tengah menghujankan bibit-bibit cinta. Sebuah rasa yang tak diundang dan tak ingin berlalu begitu saja.. .”“…begitulah pula datangnya kuncup bahagia di hati sang wanita yang setelah menanti lalu mendengar jawaban lelaki itu. Terkikis sudah senandung cemas yang terbalut penuh harap..”

****

Wanita ini adalah wanita pendamba surga. Kami dapati bahwa dia adalah wanita yang menenangkan hati sang kekasih. Dia temani belahan jiwanya dalam suka, bahagia,duka dan nestapa. Kami saksikan pula bahwa dialah wanita bijaksana nan cerdik. Pula, ia adalah keturunan bangsawan kaya dan menjadi incaran banyak lelaki.

Percikan Kerinduan dari Sucinya Hati

Seperti wanita umumnya, kami dapati bahwa ia amat merindukan seorang sosok yang akan menjadi teman hidupnya. Ia membutuhkan sosok yang akan menemaninya mengarungi bahtera kehidupan.Berjumpalah wanita ini dengan lelaki dengan kepribadian yang diidam-idamkan wanita. Lelaki yang ia temui begitu agung lagi berakhlak mempesona. Lelaki tersebut tidak seperti laki-laki yang ia temui pada kaumnya. Lelaki itu begitu menenangkan kala dipandang dan tutur katanya jujur dan menarik perhatian. Berwibawa dan menjaga harga diri.

Berkecamuklah rasa di dada. Tersemburatlah gelora asmara. Langit-langit hati sang wanita tengah menghujankan bibit-bibit cinta. Sebuah rasa yang tak diundang dan tak ingin berlalu begitu saja.

Namun begitu, terbesit pikiran yang mengusiknya. Akankah pemuda dengan kebeningan hatinya tersebut mau menikahinya yang telah berumur kepala empat? Saat bingungnya mendengung, kami dapati rekan wanitanya datang mengunjungi. Rekannya mampu menangkap semburat rasa yang terpendam hingga wanita itu mencurahkan kegalauan hati dan perasaannya. Rekannya pun berhasil menenangkannya bahwa ia adalah wanita cantik dan memiliki kemuliaan nasab. Siapakah gerangan lelaki yang tak mau melamar wanita idaman sepertinya? Bergegaslah rekan wanita itu menemui sang lelaki seperti yang dipinta sang wanita. Setelah bertemu, rekan wanita tersebut berkata kepada laki-laki itu:

“… apa yang menyebabkan kau tidak menikah?”

Lelaki itu adalah orang yang fakir lagi yatim piatu. Sang ayah meninggal ketika ia dalam kandungan. Dan ketika masih kecil, ia pun ditinggal meninggal oleh sang ibu.Ia menjawab:

“tidak ada sesuatu yang bisa saya gunakan untuk menikah”.

Rekan wanita tersebut tersenyum sambil bertutur:

“sekiranya engkau diberi dan diminta menikahi wanita yang berharta, rupawan, mulia dan cukup, apakah engkau mau menerimanya?”

Laki-laki itu kemudian berkata:

“siapa?”

Rekan wanita itu kemudian menyebutkan nama sahabatnya yang tengah dirundung oleh besarnya pengharapan. Wajar memang karena wanita begitu dominan dalam hal perasaan.Gayung pun bersambut indah. Setelah mendapat nama wanita yang memang ia sangat kenal, lelaki tersebut kemudian berucap:

“kalau dia setuju maka saya terima”.

Subhanallah. Lampu hijau terlihat jelas menandakan akan dimulai proses selanjutnya. Mendengar ucapan tersebut, rekan wanita itu pun kembali menemui sahabatnya untuk menebar wewangian kabar bahagia yang baru saja didengarnya. Betapa riangnya wanita kita ini setelah mendapat berita.

Bak sejuknya tanah gersang yang kembali subur setelah dentuman hujan, bak cerahnya dedaunan muda yang indah menghijau bersemi, bak syahdunya kicauan burung menyambut mentari di pagi nan cerah, begitulah pula datangnya kuncup bahagia di hati sang wanita yang setelah menanti lalu mendengar jawaban lelaki itu. Terkikis sudah senandung cemas yang terbalut penuh harap.

Aduhai pena kami pun semakin bersemangat menarikan goresannya. Sang lelaki pun mengabarkan kepada paman-pamannya agar segera melamar sang wanita, walaupun sang wanita telah menjanda. Iya benar, wanita itu telah menjanda. Suami pertamanya meninggal kemudian wanita itu cerai dengan suami kedua. Namun itu bukanlah sebuah aib. Bukan pula sebuah cela. Adalah skenario dari Allah yang telah menetapkan yang terbaik bagi hamba-Nya. Tak ada yang mampu keluar dari rel takdir.

Rajutan Tali Pernikahan Nan Pernuh Berkah

Paman lelaki itu datang melamar sang wanita di hadapan pamannya. Maklum, ayah wanita kita ini telah wafat. Mahar dan penentuan akad nikah pun dibicarakan. Disepakati mahar kepada wanita itu berupa lembu dua puluh ekor.Di hari pernikahan, ijab kabul tengah berkumandang.

Lengkaplah sudah kebahagiaan yang menyelimuti sepasang kekasih. Sempurnalah mekar indah pucuk asmara. Telah tiba saatnya biduk harus berlayar di samudera kehidupan. Terhempas sudah karang-karang penantian yang bertengger di taman hati. Adakah jalinan yang indah selain jalinan dan untaian tali pernikahan?Adakah letupan-letupan cinta yang lebih menenteramkan hati sepasang muda-mudi selain dalam ikatan ini?Adakah hubungan yang lebih menabung kebaikan selain hubungan sah secara syar’i?

aduhai, kami telah tertampar. Kami tertampar pedas oleh pena kami sendiri agar bersegara menyempurnakan separuh din.

Saatnya Mengayuh Biduk di Samudera Kehidupan...

Dan wanita itu pun benar-benar menunjukkan dirinya sebagai wanita yang piawai me-manage perasaan dan alur lalu lintas permasalahan yang mungkin menyerang masing-masing pasangan. Ia tunjukkan sayang nan cinta kepada pangeran hatinya. Kami dapati bahwa ia adalah wanita dengan mata air kasih yang bercucuran penuh keseejukkan, penuh kelembutan dan kebaikan. Dialah kekasih hati yang menjadi tumpahan berkeluh kesah. Dialah sosok yang nyaman sebagai sandaran bagi sang suami kala raga begitu letih mengarungi dunia luar rumah sekaligus gelanggang dakwah. Sungguh begitu agung nan mulianya wanita ini. Cara pandangnya luas dengan visi yang jauh ke depan. Begitu membantu sang suami dari segi harta maupun spirit. Suaminya pun adalah orang pilihan yang telah ditetapkan Allah. Kami dapati bahwa dia adalah lelaki yang agung nan mulia pula. Begitu banyak ujian yang lelaki ini alami hingga menjadikan sedih dan gulana. Begitu banyak cercaan dan siksaan yang ia hadapi dari orang-orang yang amat membencinya. Begitu banyak makar dan propaganda untuk membunuhnya. Dan memang demikianlah sunatullah bagi orang-orang yang menyebarkan agama Tuhannya. Akan selalu ada badai yang siap menghantam perjuangan di jalan keimanan.

Ia menyaksikan darah mengalir. Ia menyaksikan pedang terlalu sering beradu. Ia menyaksikan jasad-jasad terbujur kaku. Kami dapati lelaki itu mengalami beberapa kemenangan dan pula kekalahan. Ia saksikan kawan-kawannya terbunuh.

Dialah lelaki yang menebarkan wewangian pesona agama kita yang mulia. Dialah sosok yang tiada pamrih. Tiada ingin dipuja atau dipuji. Dialah sumber kebaikan. Duh, mata pena kami berkaca dan bergetar menuliskan tentangnya.Pantas saja Allah telah menganugerahkan wanita mulia nan brbudi luhur teruntuk lelaki itu. Allah mempersatukan dua kemuliaan untuk memenangkan agama-Nya di muka bumi.

Allahu akbar. .Allahu akbar…

Begitu mulianya dua insan itu.Pena kami kembali membulirkan air matanya karena kemuliaan mereka.Wahai pena. Kabarkanlah bahwa kami begitu rindu untuk bertemu.

Telah Tiba Saatnya Berpisah...

Kami kabarkan kembali bahwa wanita kita ini adalah nikmat Allah yang besar bagi sosok lelaki itu. Mereka arungi bahtera cinta selama seperempat abad. Telah berlalu sejuta kenangan. Wanita itu menghibur kecemasan suaminya, memberikan dorongan di saat-saat paling kritis, menyokong penyampaian risalah Tuhannya dan selalu membela pujaan hatinya dengan jiwa, raga dan hartanya. Telah tiba saatnya kita akan berpisah dengan wanita berbudi luhur itu. Telah tiba saatnya wanita itu harus meninggalkan sang kekasih karena malaikat maut sedang melaksanakan titah Rabb-Nya.Dan selanjutnyaaaaaa. .Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. . .

Selamat jalan wahai wanita yang melambangkan kesetiaan. .

Selamat jalan jiwa yang tenang. .

Selamat jalan duhai wanita yang berhati lembut di tengah lembah kekerasan. .

Selamat jalan wahai wanita teladan yang mengagumkan. .

Selamat jalan wahai engkau yang membela kemuliaan islam. .Selamat jalan engkau wahai istri yang arif nan bijaksana. .

Selamat jalan wahai engkau ibunda kaum muslimin, Khadijah binti Khuwailid. .

Wahai Bunda,.Kepergianmu telah meninggalkan duka dan sedih bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.. Bagaimana tidak, suka yang terkomposisi duka telah dicicipi bersama di arena kehidupan. Sungguh pilu hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang ditinggal belahan jiwanya..Tahukah engkau wahai Bunda, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyanjungmu di depan ‘Aisyah sehingga ‘Aisyah pun cemburu.‘Aisyah bertutur di tengah cemburu yang menggebu nan melanda:

“tidaklah aku cemburu atas seseorang dari istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana kecemburuanku atas Khadijah, sedangkan aku belum melihatnya sama sekali. Tetapi Rasul sering menyebutnya dan kadang-kadang beliau menyembelih seekor kambing lalu memotong-motongnya kemudian mengirimkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Sehingga kadang-kadang aku berkata kepada beliau:

“sepertinya di dunia ini tak ada wanita kecuali Khadijah.” [1]

Subhanallah. Begitu cintanya Nabi kami padamu, wahai Ummul Mukminin. Dan memang engkau amat pantas mendapatkannya walau ‘Aisyah memiliki kecantikan dan kepandaian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memenuhi janjinya bahwa beliau tak akan menduakanmu selama engkau masih hidup dan walau usiamu telah lanjut. Kami mengetahui pula bahwa engkau bertabur putri-putri mulia yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Mereka adalah pembela setia suamimu. .Begitu abadi cintanya.Engkau wahai Bunda, seperti yang kami dapati dalam kitab Nisa’ Fii Hayati al-Anbiya bahwa Rasulullah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata sambil memujimu:

“wanita penghuni surga yang paling mulia adalah Khadijah binti Khuwailid.” [2]

Pula dalam kitab yang lain yaitu Nisaa’ Haular Rasul war Radd ‘ala Muftariyaat al-Musytasyriqin, kami dapati pula pujian untukmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“sebaik-baik wanita di bumi di masanya adalah Maryam binti Imran dan sebaik-baik wanita di bumi di masanya adalah Khadijah binti Khuwailid” [3]

Wahai Bunda, keteguhanmu mendapat limpahan karunia dari Allah. Engkau memiliki andil besar dalam perubahan peradaban bagi para wanita.

Inilah surga Allah menaruh rindu untukmu. Allah dan malaikat Jibril pun menitipkan salam hangat dari langit ke-tujuh untukmu. Dan kepadamu, Allah telah menyediakan rumah istana dari permata. .

subhanallah

Kami dapati dalam kitab ar-Rahiq al-Makhtum bahwa Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“wahai Rasulullah. Inilah khadijah, dia telah datang membawa bejana, di dalamnya ada lauk pauk, makanan atau minuman. Sekiranya dia nanti mendatangimu maka sampaikan salam Rabbnya kepadanya serta beritakan padanya kabar gembira perihal istana untuknya di surga yang terbuat dari mutiara, yang tiada kebisingan maupun rasa lelah di dalamnya.” [4]

Akhirnya. . .

selamat menikmati rumah istana dari mutiaraselamat jalan ibunda orang-orang beriman. .Biarlah kami senantiasa mengenangmu di kedalaman qolbu. .Menyerap semangatmu yang terbit seiring fajar. .Dan lihatlah namamu ada dalam benak setiap muslimah. .Walaupun tak sesempurnamu, kami harap wanita-wanita kami mampu merengkuh keteladananmu di jalan ilmu. . .

Sekian

Lihatlah Orang Di Bawahmu dalam Masalah Harta dan Dunia

Betapa banyak orang yang terkesima dengan kilauan harta orang lain. Tidak pernah merasa cukup dengan harta yang ia miliki. Jika sudah mendapatkan suatu materi dunia, dia ingin terus mendapatkan yang lebih. Jika baru mendapatkan motor, dia ingin mendapatkan mobil kijang. Jika sudah memiliki mobil kijang, dia ingin mendapatkan mobil sedan. Dan seterusnya sampai pesawat pun dia inginkan. Itulah watak manusia yang tidak pernah puas.

Melihat Orang Di Bawah Kita dalam Hal Harta dan Dunia

Sikap seorang muslim yang benar, hendaklah dia selalu melihat orang di bawahnya dalam masalah harta dan dunia. Betapa banyak orang di bawah kita berada di bawah garis kemiskinan, untuk makan sehari-hari saja mesti mencari utang sana-sini, dan masih banyak di antara mereka keadaan ekonominya jauh di bawah kita. Seharusnya seorang muslim memperhatikan petuah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini.

Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan nasehat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata, “Kekasihku yakni Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): [1] Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, [2] beliau memerintahkanku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. …” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) [al kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ibnu Hajar mengatakan, “Yang dimaksud dengan al khalq adalah bentuk tubuh. Juga termasuk di dalamnya adalah anak-anak, pengikut dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan duniawi.” (Fathul Bari, 11/32)

Agar Tidak Memandang Remeh Nikmat Allah

Dengan memiliki sifat yang mulia ini yaitu selalu memandang orang di bawahnya dalam masalah dunia, seseorang akan merealisasikan syukur dengan sebenarnya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Al Munawi –rahimahullah- mengatakan, “Jika seseorang melihat orang di atasnya (dalam masalah harta dan dunia), dia akan menganggap kecil nikmat Allah yang ada pada dirinya dan dia selalu ingin mendapatkan yang lebih. Cara mengobati penyakit semacam ini, hendaklah seseorang melihat orang yang berada di bawahnya (dalam masalah harta dan dunia). Dengan melakukan semacam ini, seseorang akan ridho dan bersyukur, juga rasa tamaknya (terhadap harta dan dunia) akan berkurang. Jika seseorang sering memandang orang yang berada di atasnya, dia akan mengingkari dan tidak puas terhadap nikmat Allah yang diberikan padanya. Namun, jika dia mengalihkan pandangannya kepada orang di bawahnya, hal ini akan membuatnya ridho dan bersyukur atas nikmat Allah padanya.” (Lihat Faidul Qodir Syarh Al Jaami’ Ash Shogir, 1/573)

Itulah yang akan membuat seseorang tidak memandang remeh nikmat Allah karena dia selalu memandang orang di bawahnya dalam masalah harta dan dunia. Ketika dia melihat juragan minyak yang memiliki rumah mewah dalam hatinya mungkin terbetik, “Rumahku masih kalah dari rumah juragan minyak itu.” Namun ketika dia memandang pada orang lain di bawahnya, dia berkata, “Ternyata rumah tetangga dibanding dengan rumahku, masih lebih bagus rumahku.” Dengan dia memandang orang di bawahnya, dia tidak akan menganggap remeh nikmat yang Allah berikan. Bahkan dia akan mensyukuri nikmat tersebut karena dia melihat masih banyak orang yang tertinggal jauh darinya.

Berbeda dengan orang yang satu ini. Ketika dia melihat saudaranya memiliki Blackberry, dia merasa ponselnya masih sangat tertinggal jauh dari temannya tersebut. Akhirnya yang ada pada dirinya adalah kurang mensyukuri nikmat, menganggap bahwa nikmat tersebut masih sedikit, bahkan selalu ada hasad (dengki) yang berakibat dia akan memusuhi dan membenci temannya tadi. Padahal masih banyak orang di bawah dirinya yang memiliki ponsel dengan kualitas yang jauh lebih rendah. Inilah cara pandang yang keliru. Namun inilah yang banyak menimpa kebanyakan orang saat ini.

Dalam Masalah Agama dan Akhirat, Hendaklah Seseorang Melihat Orang Di Atasnya

Dalam masalah agama, berkebalikan dengan masalah materi dan dunia. Hendaklah seseorang dalam masalah agama dan akhirat selalu memandang orang yang berada di atasnya. Haruslah seseorang memandang bahwa amalan sholeh yang dia lakukan masih kalah jauhnya dibanding para Nabi, shidiqin, syuhada’ dan orang-orang sholeh. Para salafush sholeh sangat bersemangat sekali dalam kebaikan, dalam amalan shalat, puasa, sedekah, membaca Al Qur’an, menuntut ilmu dan amalan lainnya. Haruslah setiap orang memiliki cara pandang semacam ini dalam masalah agama, ketaatan, pendekatan diri pada Allah, juga dalam meraih pahala dan surga. Sikap yang benar, hendaklah seseorang berusaha melakukan kebaikan sebagaimana yang salafush sholeh lakukan. Inilah yang dinamakan berlomba-lomba dalam kebaikan.

Dalam masalah berlomba-lomba untuk meraih kenikmatan surga, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni’matan yang besar (syurga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh keni’matan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al Muthaffifin: 22-26) Al Qurtubhi mengatakan, “Berlomba-lombalah di dunia dalam melakukan amalan shalih.” (At Tadzkiroh Lil Qurtubhi, hal. 578)

Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al Ma’idah: 48) “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron: 133)

Inilah yang dilakukan oleh para salafush sholeh, mereka selalu berlomba-lomba dalam kebaikan sebagaimana dapat dilihat dari perkataan mereka berikut ini yang disebutkan oleh Ibnu Rojab –rahimahullah-. Berikut sebagian perkatan mereka.

Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.” Wahib bin Al Warid mengatakan, “Jika kamu mampu untuk mengungguli seseorang dalam perlombaan menggapai ridho Allah, lakukanlah.” Sebagian salaf mengatakan, “Seandainya seseorang mendengar ada orang lain yang lebih taat pada Allah dari dirinya, sudah selayaknya dia sedih karena dia telah diungguli dalam perkara ketaatan.” (Latho-if Ma’arif, hal. 268)

Namun berbeda dengan kebiasaan orang saat ini. Dalam masalah amalan dan pahala malah mereka membiarkan saudaranya mendahuluinya. Contoh gampangnya adalah dalam mencari shaf pertama. “Monggo pak, bapak aja yang di depan”, kata sebagian orang yang menyuruh saudaranya menduduki shaf pertama. Padahal shaf pertama adalah sebaik-baik shaf bagi laki-laki dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Seandainya seseorang mengetahui keutamaannya, tentu dia akan saling berundi dengan saudaranya untuk memperebutkan shaf pertama dalam shalat, bukan malah menyerahkan shaf yang utama tersebut pada orang lain.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah shaf pertama, sedangkan yang paling jelek bagi laki-laki adalah shaf terakhir. Sebaik-baik shaf bagi wanita adalah shaf terakhir, sedangkan yang paling jelek bagi wanita adalah shaf pertama.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Seandainya setiap orang tahu keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.” (HR. Bukhari dan Muslim) Mari kita saling berlomba dalam meraih surga dan pahala di sisi Allah!

Kekayaan Paling Hakiki adalah Kekayaan Hati

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita melihat kepada orang yang berada di bawah kita dalam masalah dunia agar kita menjadi orang yang bersyukur dan qana’ah yaitu selalu merasa cukup dengan nikmat yang Allah berikan, juga tidak hasad (dengki) dan tidak iri pada orang lain. Karena ketahuilah bahwa kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati yaitu hati yang selalu merasa cukup dengan karunia yang diberikan oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab “Kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan hati (hati yang selalu merasa cukup).”

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)

Seandainya seseorang mengetahui kenikmatan yang seolah-olah dia mendapatkan dunia seluruhnya, tentu betul-betul dia akan mensyukurinya dan selalu merasa qona’ah (berkecukupan). Kenikmatan tersebut adalah kenikmatan memperoleh makanan untuk hari yang dia jalani saat ini, kenikmatan tempat tinggal dan kenikmatan kesehatan badan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa di antara kalian merasa aman di tempat tinggalnya, diberikan kesehatan badan, dan diberi makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dia telah memiliki dunia seluruhnya.” (HR. Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Oleh karena itu, banyak berdo’alah pada Allah agar selalu diberi kecukupan. Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah do’a: “Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” (Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina) (HR. Muslim)

An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Syarh Muslim, 17/41)

Ya Allah, berikanlah pada kami sifat ‘afaf dan ghina. Amin Yaa Mujibas Sa’ilin. Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh.

Jangan Terlena Dengan Kenikmatan Semu Itu

Di saat Allah menghendaki terjadinya hari kiamat, Dia pun memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup terompetnya dua kali. Tiupan pertama sebagai pertanda untuk membinasakan seluruh makhluk yang ada di muka bumi dan langit, sedangkan tiupan kedua untuk membangkitkan mereka kembali.

Allah ta’ala berfirman:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri (menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)

Maka, setelah malaikat Israfil meniupkan terompetnya yang kedua kalinya, seluruh makhluk pun dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah ta’ala, lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas yang rata dengan tanah (QS. Thaha: 107. Lihat Tafsir As-Sa’di hal. 462), dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak berkhitan dan tidak membawa sesuatu apapun.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يحشر الناس يوم القيامة حفاة عراة غرلا. قالت عائشة: يا رسول الله النساء والرجال جميعا ينظر بعضهم إلى بعض؟ قال صلى الله عليه و سلم: يا عائشة الأمر أشد من أن ينظر بعضهم إلى بعض

“Pada hari kiamat nanti para manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak berpakaian dan dalam keadaan belum berkhitan. Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita (berkumpul dalam satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!) apakah mereka tidak saling melihat satu sama lainnya?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, ‘Wahai Aisyah kondisi saat itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikit pun dalam diri mereka untuk melihat satu sama lainnya!’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya, saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri dan tidak sempat untuk memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang terdekat mereka. Allah ta’ala berfirman:

“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya. Dari bapak dan ibunya. Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS. ‘Abasa: 34-37)

Semua manusia saat itu berada di dalam ketidakpastian, masing-masing menunggu apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung dimasukkan ke taman-taman surga, ataukah mereka termasuk orang yang merugi dijebloskan ke dalam lembah hitam neraka.

Dalam kondisi seperti itu Allah ta’ala mendekatkan matahari sedekat-dekatnya di atas kepala para hamba-Nya, hingga panasnya sinar matahari yang luar biasa itu mengakibatkan keringat mereka bercucuran.

عن المقداد بن الأسود قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: تدني الشمس يوم القيامة من الخلق حتى تكون منهم كمقدار ميل … فيكون الناس على قدر أعمالهم في العرق؛ فمنهم من يكون إلى كعبيه, ومنهم من يكون إلى ركبتيه, ومنهم من يكون إلى حقويه, ومنهم من يلجمه العرق إلجاما

Al-Miqdad bin al-Aswad bercerita: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarak satu mil… Pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang keringatnya sampai di mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri!” (HR. Muslim)

Demikianlah para manusia saat itu berada di dalam kesusahan, kebingungan dan ketidakpastian yang tiada bandingannya, padahal satu hari pada saat itu bagaikan 50 ribu tahun hari-hari dunia! (Lihat Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Ibn Utsaimin (II/23))

Allah ta’ala berfirman:

تَعْرُجُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij: 4)

Seandainya kita mau berpikir betapa mengerikannya hari-hari itu lantas kita merenungkan jalan hidup kebanyakan manusia di dunia yang kita lihat selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata masih banyak di antara kita yang telah terlena dengan keindahan dunia yang semu ini dan lupa bahwa setelah kehidupan dunia yang sementara ini masih ada kehidupan lain yang kekal abadi yang lamanya satu hari di sana sama dengan 50 ribu tahun di dunia!

Kita telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk beribadah kepada Allah dan beramal saleh, padahal pada hakikatnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja! Tidak lebih dari itu. Suatu waktu yang amat singkat!

Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja. Karena umur yang 60 tahun itu akan dikurangi masa tidur kita di dunia yang jika dalam satu hari adalah 8 jam, berarti masa tidur kita adalah sepertiga dari umur kita yaitu: 20 tahun Lalu kita kurangi lagi dengan masa kita sebelum balig, karena seseorang tidak berkewajiban untuk beramal melainkan setelah ia balig, taruhlah jika kita balig pada umur 10 tahun, berarti umur kita hanya tinggal 30 tahun!

Subhanallah, bayangkan, pada hakikatnya kita diperintahkan untuk bersusah payah dalam beramal saleh di dunia hanya selama 30 tahun saja! Alangkah naifnya jika kita enggan untuk bersusah payah selama 30 tahun di dunia beramal saleh, sehingga akan berakibat kita mendapat siksaan yang amat pedih di akhirat selama puluhan ribu tahun!

Allah telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

“Wahai para manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayai kalian, dan janganlah sekali-kali (syaitan) yang pandai menipu, memperdayakan kalian dari Allah.” (QS. Faathiir: 5)

Mengapa orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar telah merugi? Karena kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi Allah dari sebuah sayap seekor nyamuk!

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ ». رواه الترمذي في سننه (رقم 2490) وقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ.

Sahl bin Sa’d bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya dunia sepadan dengan (harga) sayap seekor nyamuk; niscaya orang kafir tidak akan mendapatkan (kenikmatan dunia meskipun hanya seteguk air.” (HR. Tirmidzi)

Maka mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beribadah kepada Allah ta’ala, mulai dari mencari ilmu, shalat lima waktu berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama terutama tetangga, mendidik keluarga sebaik-baiknya. Juga berusaha untuk menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan Allah ta’ala dalam firman-Nya:

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, ‘Ya Rabbi, keluarkanlah kami. niscaya kami akan mengerjakan amalan saleh berlainan dengan apa yang telah kami kerjakan.’ Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup bagi orang yang mau berpikir?! Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” (QS: Faathir: 37)

Namun mereka tidak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia. Demikian pula mereka tidak akan mati di neraka. Allah ta’ala bercerita:

وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ (٧٧) لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ

“Mereka berseru, ‘Wahai Malik, biarlah Rabb-Mu membunuh kami saja.’ Dia menjawab, ‘Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kalian, namun kebanyakan kalian benci terhadap kebenaran tersebut.’” (QS. Az-Zukhruf: 77-78)

Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes air pun mereka tidak bisa. Allah ta’ala mengisahkan:

“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, ‘Berilah kami sedikit air atau makanan yang telah diberikan Allah kepada kalian.’ Mereka (penghuni surga) menjawab, ‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.’ (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf: 50-51)

Semoga kita semua bukan termasuk golongan tersebut di atas, amin ya Rabbal ‘alamin.

Bahaya Menyerupai Orang Kafir

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah. Kami memujinya. Kami memohon pertolongan kepada-Nya. Kami juga memohon ampunan dan bertaubat kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa kami dan keburukan amal perbuatan kami.

Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Demikian pula, barang siapa yang Allah sesatkan maka tiada satupun yang bisa memberi hidayah kepadanya.

Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tanpa ada sekutu baginya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, manusia pilihan dan kekasih-Nya.

Beliau adalah manusia yang Allah beri amanah untuk mendapatkan wahyu. Dialah yang menyampaikan syariat Allah kepada seluruh manusia.

Semoga Allah memuji dan memberi keselamatan untuknya, keluarganya dan seluruh shahabatnya.

Wahai orang-orang yang beriman, wahai hamba-hamba Allah bertakwalah kalian kepada Allah. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjaga dan membimbingnya untuk melakukan hal yang terbaik baik dalam masalah dunia ataupun masalah agama.

Wahai hamba-hamba Allah, kita adalah sebuah umat yang Allah muliakan dengan Islam. Allah telah memberikan hidayah kepada kita untuk mengikuti makhluk yang terbaik, semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuknya. Allah telah memberi hidayah kepada kita untuk memeluk agama dan jalan yang lurus. Sebuah jalan yang akan mengantarkan pelakunya menuju surga yang penuh dengan kenikmatan.

Wahai hamba-hamba Allah, pada mulanya agama Islam itu asing di tengah-tengah banyak orang. Dahulu manusia berada dalam lautan kebodohan dan kesesatan. Mereka tidak bisa membedakan antara kebaikan dan kemungkaran, kebenaran dan kebatilan serta antara petunjuk dengan kesesatan. Setelah itu, Allah memberi anugrah kepada manusia dengan diutusnya Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-sebagai pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan pemberi kabar ancaman bagi orang-orang kafir serta pemberi petunjuk menuju jalan Allah yang lurus. Dengan dirinya Allah bukakan mata hati orang-orang yang buta. Dengan dirinya, Allah selamatkan manusia dari kebodohan. Dengan diangkatnya dirinya sebagai nabi dan rasul, Allah terangi jalanNya yang lurus sehingga nampak jelas bagi semua orang.

Tidak ada satupun kebaikan kecuali telah beliau tunjukkan kepada umatnya. Demikian pula, seluruh keburukan telah beliau ingatkan agar tidak dikerjakan oleh umatnya.

Dalam hadits yang shahih, beliau bersabda,

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Pada awalnya Islam itu asing dan Islam akan kembali asing sebagaimana pada awalnya. Sungguh beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR Muslim no 389 dari Abu Hurairah)

Artinya banyak orang yang mengingkari kebenaran ajaran Islam. Manusia tidak mengenalinya karena hati mereka penuh dengan kesesatan dan waktu mereka itu penuh dengan kebodohan. Mereka tidak mengetahui agama yang benar. Mereka tidak bisa membedakan antara kebenaran dengan kebatilan, antara petunjuk dengan kesesatan.

Setelah itu, dalam hadits di atas Nabi menceritakan bahwa Islam akan kembali asing sebagaimana pada awalnya.

Wahai hamba-hamba Allah, hal ini terjadi ketika ajaran Islam mulai lenyap dikarenakan banyak orang itu tidak lagi mengenal Islam.

Hal ini menunjukkan bahwa hati dan jiwa itu bisa berubah. Banyak orang yang tidak mengenal ilmu agama dan memahami aturan-aturan Allah. Pada saat itu keadaan hati dan jiwa manusia telah jauh berubah disebabkan hati penuh dengan kebodohan terhadap agama dan jauh dari Allah.

Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al Mu’jam dengan sanad yang shahih, Nabi bersabda, “Pada suatu saat nanti manusia akan mengalami suatu masa. Hati kaum muslimin pada saat itu tidak ubahnya dengan hati orang-orang yang ajam (baca: kafir)”.

Wahai hamba-hamba Allah yang dimaksud dengan ajam dalam hadits ini adalah musuh-musuh Islam baik Yahudi, Nasrani ataupun yang lainnya. Merekalah orang-orang yang kafir dan sesat.

Wahai hamba-hamba Allah, isi hati mereka hanya kesesatan dan kebatilan.
Dalam hadits ini, Nabi menceritakan bahwa pada suatu saat nanti, manusia akan mengalami suatu masa. Hati kaum muslimin pada saat itu serupa dengan hati orang-orang kafir. Ini disebabkan kaum muslimin tidak lagi mengenal agamanya, kebodohan terhadap agama itu tersebar luas dan kaum muslimin cenderung untuk menyerupai dan membebek dengan orang-orang kafir dalam masalah hari-hari perayaan, adat istiadat, pakaian dan semua hal yang identik dengan orang kafir. Ini adalah keadaan yang sangat menyakitkan.

Wahai hamba-hamba Allah seorang muslim yang taat akan menyelamatkan dirinya dari penyakit berkiblat kepada orang kafir dalam semua hal atau ternoda dengan penyakit ini meskipun sedikit. Semoga Allah menjaga kita semua.

Wahai hamba-hamba Allah, dalam Shahih Bukhari dan Muslim terdapat sebuah hadits dari Abu Said al Khudri dari Nabi. Beliau bersabda,

لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ

“Sungguh kalian akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai jika mereka masuk ke dalam lobang biawak gurun tentu kalian akan mengikutinya.”

Berita yang Nabi sampaikan dalam hadits ini mengandung makna peringatan agar tidak melakukan hal tersebut (baca: menyerupai perilaku orang kafir) dan larangan agar tidak terjerumus dalam kebinasaan itu yaitu mengikuti jejak orang kafir.

Wahai hamba-hamba Allah, menjadi kewajiban setiap muslim yang mendengar dan hafal hadits di atas untuk ekstra waspada dan hati-hati jangan sampai membebek orang kafir dan menyerupai perilaku musuh-musuh Islam.

Kewaspadaan ini perlu semakin ditingkatkan di zaman ini. Karena pada zaman ini adat istiadat orang kafir, ritual keagamaan dan perilaku mereka dapat diakses dengan demikian mudah. Budaya dan berbagai perilaku orang kafir yang tidak berdasar ilmu dengan demikian mudah masuk ke tengah-tengah rumah kaum muslimin melalui siaran televisi, internet dan majalah-majalah picisan.

Wahai hamba-hamba Allah, inilah awal dari timbulnya kerusakan pemikiran dan akal sehat, rusaknya agama dan dekadensi moral. Banyak kaum muslimin yang menyerupai berbagai perilaku orang kafir, padahal dalam hadits yang shahih Nabi bersabda,

“Barang siapa yang menyerupai sekelompok orang maka dia adalah bagian dari mereka.”

Wahai hamba-hamba Allah, inilah musibah besar yang menimpa orang yang menyerupai orang-orang kafir.

Siapa saja yang menyerupai orang kafir hingga akhir hidupnya maka Allah akan membangkitkannya bersama orang-orang kafir.

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ

Yang artinya, “(kepada Malaikat diperintahkan): Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka.” (Qs. Ash Shaffat: 22)

Yang dimaksud dengan azwajahum dalam ayat di atas menurut penjelasan sejumlah pakar tafsir adalah orang-orang yang semisal dengan mereka.

Artinya setiap orang akan dibangkitkan bersama dengan orang-orang yang memiliki amal yang serupa dengan dirinya.

Allah juga berfirman,

وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ

Yang artinya, “Dan jika jiwa-jiwa dipasangkan.” (Qs. at Takwir: 7)

Beberapa pakar tafsir menjelaskan ayat ini dengan mengatakan bahwa pada hari Kiamat manusia akan dibangkitkan bersama dengan orang-orang yang memiliki amal semisal dengannya.

Wahai hamba-hamba Allah, siapakah orang yang rela untuk dibangkitkan pada hari Kiamat nanti bersama dengan orang kafir yang penuh lumuran dosa atau bersama pelaku maksiat yang binasa. Dia akan dibangkitkan bersebelahan dengan orang kafir disebabkan kagum, membebek dan menyerupai orang kafir.

Wahai hamba-hamba Allah, musibah besar telah menimpa banyak pemuda ataupun pemudi kaum muslimin dikarenakan mereka menyerupai orang kafir dalam berpakaian. Mereka menyerupai semua mode pakaian yang berasal dari orang kafir. Jika ada mode baru yang muncul mereka langsung memakainya. Bahkan menurut sebagian kalangan mengikuti perkembangan mode pakaian orang kafir dan tradisi mereka adalah sebuah kebutuhan hidup yang sangat vital dan suatu hal yang tidak bisa lepas dari bagian hidup seseorang. Oleh karena itu mereka mengikuti perkembangan mode dengan sangat detail.

Wahai hamba-hamba Allah, demi Allah adalah sebuah musibah besar ketika kita saksikan ada sebagian generasi muda Islam yang menjadikan bagian depan atau bagian belakang badan sebagai sarana mempromosikan orang kafir atau ahli maksiat dengan mengenakan pakaian yang bergambar orang kafir. Pakaian sebagian pemuda Islam menjadi wahana promosi orang-orang kafir dan para ahli maksiat.

Bagian depan atau punggung sebagian pemuda berisikan gambar orang kafir atau tertuliskan padanya nama orang kafir dan keterangan tentang siapakah jati dirinya. Bahkan sebagian orang tidak mau peduli meski ada salib di pakaiannya. Dia beli pakaian yang ada gambar salib yang merupakan ciri khas orang Nasrani.

Di mana akal kita? Di mana kecemburuan kita dengan agama? Di mana kejantanan kita? Di mana prinsip kita untuk mengikuti agama? Di mana kewaspadaan kita terhadap orang-orang kafir?

Wahai hamba-hamba Allah, di sini nampaklah dengan jelas betapa besar tanggung jawab para pedagang dan penjual pakaian. Hendaknya mereka bertakwa kepada Allah dengan melindungi pemuda kaum muslimin dan para muslimah.

Sampai-sampai saat ini seorang ayah yang perhatian dengan agama anaknya atau seorang menginginkan kebaikan untuk istri dan anak perempuannya menjumpai kesulitan untuk mendapatkan pakaian yang mencerminkan rasa malu. Dia tidak akan mendapatkan jenis pakaian yang dia cari kecuali dengan susah payah karena sangat langka di pasaran. Ini dikarenakan orang demikian terpesona dengan pakaian yang tidak mencerminkan rasa malu dan manusia demikian semangat untuk menyerupai orang kafir.

Kewajiban kita bersama, wahai hamba-hamba Allah, untuk merasa mulia dengan agama yang telah kita anut, berpegang teguh dengan etika Islam serta melestarikan kejantanan dan ciri khas kita, kaum muslimin. Kita berkewajiban untuk menjauhi berbagai sumber bencana dan hobi menyerupai orang kafir yang hanya mengantarkan kita kepada kebinasaan di dunia dan di akherat.

Ya Allah, kami berdoa kepada-Mu dengan menggunakan nama-nama-Mu yang sangat indah dan sifat-sifat-Mu yang luhur agar Kau bangunkan hati kami dari tidur panjangnya dan Kau hidupkan kembali jiwa-jiwa kami, wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemulian.Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami jalan-Mu yang lurus dan selamatkanlah kami semua beserta anak dan istri kami dari penyakit menyerupai musuh-musuh Allah wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemulian. Sesungguhnya Engkau adalah dzat yang mendengar doa dan tempat menggantungkan harapan. Cukuplah Engkau bagi kami dan Engkau adalah sebaik-baik pelindung.

Khutbah Kedua

Segala puji itu milik Allah. Dialah dzat yang memiliki kebaikan yang sangat besar dan anugrah serta kedermawanan yang sangat luas.

Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tanpa ada sekutu baginya.

Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuknya, keluarganya dan semua shahabatnya.

Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya hati itu jika sudah kehilangan cahaya karena menjauhi sumber cahaya untuk hati yaitu al Qur’an dan sunnah Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- maka hati tersebut akan benar-benar gelap. Sehingga hati tidak lagi bisa melihat kebenaran dan petunjuk. Bahkan kebenaran dan petunjuk terlepas dari hati sedikit demi sedikit.

Oleh karena itu seorang muslim yang baik perlu meminta kepada Allah agar Allah menyelamatkan hatinya dari berbagai godaan dan melindungi hatinya dari berbagai sumber kebinasaan.

Terdapat dalam hadits yang shahih dalam sebuah doa agung yang Nabi ajarkan setiap muslim untuk berdoa dengannya. Doa tersebut adalah, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemungkaran akhlak, hawa nafsu dan penyakit.”

Doa ini menyebutkan beragam jenis kemungkaran yaitu kemungkaran akhlak, kemungkaran hawa nafsu dan kemungkaran penyakit. Berbagai kemungkaran ini jika menodai dan melumuri hati dan jiwa akan menyebabkan hati menjadi buta sehingga tidak bisa melihat berbagai hal sebagaimana senyatanya sehingga hati terjerumus dalam berbagai kegelapan kesesatan.

Sehingga menjadi kewajiban kita bersama untuk mengendalikan jiwa kita dengan penuh kesungguhan dan keseriusan untuk mengikuti sunnah Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan menjauhi berbagai hal yang tidak akan mengantarkan pelakunya kecuali ke dalam kebinasaan di dunia dan akherat.

Wahai hamba-hamba Allah, orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya lalu mempersiapkan amal untuk paska kematian. Sedangkan orang yang benar-benar tidak berdaya adalah orang yang memperturutkan keinginan hawa nafsunya namun dia menggantungkan berbagai angan kosong kepada Allah.

Ketahuilah bahwa perkataan yang paling benar adalah firman Allah sedangkan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sejelek-jelek perkara dalam agama adalah perkara yang baru. Perkara baru dalam agama itulah yang disebut bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan.
Hendaklah kalian bershalawat untuk Muhammad bin Abdillah sebagaimana perintah yang Allah berikan kepada kalian dalam firman-Nya,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Qs. al Ahzab: 56)

Nabi bersabda, “Barang siapa yang bershalawat untukku sekali maka Allah akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali.”

Ya Allah, berikanlah shalawatMu untuk Muhammad dan untuk keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat untuk Ibrahim dan untuk keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau itu maha terpuji dan maha agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkah untuk Ibrahim dan untuk keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau itu maha terpuji dan maha agung.

Ya Allah berikan ridho-Mu untuk empat khulafaur rasyidin yang mendapatkan hidayah yaitu Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali. Demikian pula ya Allah berikanlah ridho-Mu untuk semua shahabat dan tabiin serta semua orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari Kiamat nanti. Demikian juga berikanlah ridho-Mu untuk kami dengan anugrah, kemurahan dan kebaikan-Mu, wahai zat yang maha pemurah.

Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin dan hinakanlah kemusyrikan dan orang-orang musyrik serta hancurkanlah semua musuh-musuh agama.

Ya Allah bimbinglah penguasa kami untuk meniti hidayah-Mu dan jadikanlah amalnya adalah amal yang kau ridhoi.

Ya Allah bimbinglah semua penguasa kaum muslimin agar mau mengamalkan kitabMu dan mengikuti sunnah nabi-Mu -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Ya Allah, berikanlah kepada jiwa kami ketakwaan. Sucikanlah jiwa kami. Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa karena Engkau adalah zat yang mengatur jiwa manusia.

Ya Allah, bantulah kami dan jangan kau bantu orang yang akan menyusahkan kami. Berilah kemenangan kepada kami dan jangan kau menangkan musuh-musuh kami. Buatlah maker untuk menolong kami dan janganlah Engkau membuat makar untuk mencelakakan kami.

Berilah petunjuk kepada kami dan mudahkanlah hidayah untuk kami. Tolonglah kami untuk menghadapi orang-orang yang menzalimi kami.

Ya Allah jadikanlah kami orang yang bersyukur dan gemar mengingat-Mu, orang yang gemar bertaubat, taat dan khusyu kepada-Mu.

Ya Allah, terimalah taubat kami, cucilah dosa-dosa kami, berilah petunjuk untuk hati kami, jagalah lisan kami dan hilangkanlah dendam dan dengki dari hati kami.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan pegangan hidup kami. Perbaikilah dunia kami karena di sanalah kami hidup. Perbaikilah akherat kami karena ke sanalah kami akan kembali. Jadikanlah hidup kami di dunia ini sebagai tambahan kebaikan untuk kami dan jadikanlah kematian sebagai sarana istirahat kami dari berbagai keburukan.

Ya Allah ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami dan dosa seluruh kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan dan seluruh orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia.

Ya Allah, ampunilah seluruh dosa kami baik yang kecil apalagi yang besar, yang dahulu ataupun belakangan, yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.

Ya Allah, ampunilah perbuatan yang telah kami lakukan ataupun yang belum kami lakukan, yang kami lakukan sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan dan segala dosa yang Engkau ketahui dan tidak kami ketahui. Engkaulah yang memajukan dan Engkaulah yang mengundurkan. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan diri-Mu.

Ya Allah sesungguhnya kami memohon ampun kepadaMu. Sungguh Engkau adalah maha pengampun. Oleh karena itu turunkanlah hujan yang deras kepada kami.

Ya Allah turunkan hujan untuk kami, turunkan hujan untuk kami, turunkan hujan untuk kami.

Ya Allah, kami berdoa kepadaMu dengan seluruh nama-Mu yang terindah dan sifat-Mu yang luhur serta dengan ucapan kami bahwa Engkau adalah Allah yang tidak ada yang berhak disembah melainkan diri-Mu.

Wahai dzat yang mengabulkan doa dan menghilangkan musibah orang yang kesusahan asalkan dia mau berdoa.

Wahai zat yang hidup dan mengurusi seluruh makhluk, wahai zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami dan jangan kau jadikan kami orang-orang yang berputus asa.

Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami dan janganlah kau jadikan kami orang yang putus harapan.

Ya turunkanlah hujan yang manfaat dan penuh kebaikan kepada kami. Janganlah Kau turunkan hujan yang membahayakan kami baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.

Ya Allah suburkan hati kami dengan iman dan suburkanlah negeri kami dengan hujan
Ya Allah, hujan yang kami minta adalah hujan pertanda kasih sayang-Mu, bukan hujan yang menjadi sebab kehancuran, azab dan banjir.

Ya Allah turunkanlah hujan untuk kami, turunkanlah hujan untuk kami, turunkanlah hujan untuk kami.
Ya Allah telah kami tengadahkan tangan-tangan kami dan telah kami panjatkan doa-doa kami. Engkau adalah zat yang tidak menolak doa hamba-Mu dan tidak akan membuat kecewa seorang mukmin yang berdoa.

Ya Allah, kabulkanlah apa yang kami mohonkan. Jangan Kau tolak permohonan kami. Ya Allah tambahkanlah nikmat kepada kami, jangan kau kurangi. Utamakanlah kami dan jangan Engkau lebih mengutamakan orang lain dari pada kami.

Ya Allah, kasih sayang-Mu yang kami harapkan. Jangan Kau pasrahkan diri kami kepada kami sendiri meski hanya sekejap mata.

Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau.
Seruan kami yang terakhir adalah ucapan alhamdu lillahi rabbil ‘alamin.
Moga Allah memuji, memberi keselamatan, keberkahan dan nikmat untuk hamba Allah dan utusan-Nya yaitu nabi kita Muhammad, keluarga dan seluruh shahabatnya.

Khutbah Jumat pada tanggal 21 Syawal 1428 H

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad

Penerjemah: Ustadz Aris Munandar

Larangan Mengumumkan Barang Hilang DI Dalam Masjid

TANYA:

Apa hukum mengumumkan barang hilang di dalam masjid? Apakah ini termasuk dalam larangan mencari onta (di Masjid)?



JAWAB:

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga selalu tercurah atas Rasulullah SAW, wa ba’du:



Siapa saja yang kehilangan sesuatu, ia tidak boleh mengumumkannya di dalam masjid, sebab masjid-masjid tidak dibangun untuk itu. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda,“Siapa saja yang mendengar seseorang mencari ontanya yang sesat di dalam masjid, maka katakanlah: semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu. Sebab masjid-masjid tidak dibangun untuk hal ini.” (HR.Muslim, kitab: al-Masaajid Wa Mawaadhi’ ash-Shalaah, Bab an-Nahy ‘An Nasyd adh-Dhaallah fi al-Masjid Wa Ma Yaquuluh, no.568)



Tetapi ia boleh mengumumkannya di luar masjid, seperti bila mengumumkannya di atas dinding luar masjid.



Demikian pula halnya dengan orang yang menemukan sesuatu, maka tidak boleh diumumkan di masjid tapi di luar masjid dan di pintu-pintu masjid. Wallahu a’lam



(SUMBER: Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Ibrahim asy-Syibl, staf pengajar di Islamic University of King Muhammad bin Sa’ud, Riyadh)

Inilah Sebabnya Mengapa Jika Terkena Liur Anjing Harus Dibasuh Dengan Tanah

Anda akan terkejut manakala hal ini sudah diberitahukan pada kita sejak 1400 tahun yang lalu. Ilmuwan membuktikan jika Virus anjing itu sangat lembut dan kecil. Sebagaimana diketahui, semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin efektif untuk menempel dan melekat pada dinding sebuah wadah.



Air liur anjing mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini tanah berperan sebagai penyerap mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada wadah. Perhatikan kata Rosulullah berikut :



Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan membasuhnyatujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah.



Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

Apabila anjing menjilat wadah seseorang, maka keriklah (bekasnya) lalu basuhlah wadah itu tujuh kali. (HR. Muslim)



Tanah, menurut ilmu kedokteran modern diketahui mengandung dua materi yang dapat membunuh kuman-kuman, yakni: tetracycline dan tetarolite. Dua unsur ini digunakan untuk proses pembasmian (sterilisasi) beberapa kuman.



Eksperimen dan beberapa hipotesa menjelaskan bahwa tanah merupakan unsur yang efektif dalam membunuh kuman. Anda juga bakal terkejut ketika mengetahui tanah kuburan orang yang meninggal karena sakit aneh dan keras, yang anda kira terdapat banyak kuman karena penyakitnya itu, ternyata para peneliti tidak menemukan bekas apapun dari kuman penyakit tersebut di dalam kandungan tanahnya.



Menurut muhammad Kamil Abd Al Shamad, tanah mengandung unsur yang cukup kuat menghilangkan bibit-bibit penyakit dan kuman-kuman. Hal ini berdasarkan bahwa molekul-molekul yang terkandung di dalam tanah menyatu dengan kuman-kuman tersebut, sehingga mempermudah dalam proses sterilisasi kuman secara keseluruhan. Ini sebagaimana tanah juga mengandung materi-materi yang dapat mensterilkan bibit-bibit kuman tersebut.



Para dokter mengemukakan, kekuatan tanah dalam menghentikan reaksi air liur anjing dan virus-virus di dalamnya lebih besar karena perbedaan dalam daya tekan pada wilayah antara cairan (air liur anjing) dan tanah.



Dr. Al Isma'lawi Al-Muhajir mengatakan anjing dapat menularkan virus tocks characins, virus ini dapat mengakibatkan kaburnya penglihatan dan kebutaan pada manusia.



Fakta tentang anjing yang tak banyak diketahui

dr. Ian Royt menemukan 180 sel telur ulat dalam satu gram bulunya, seperempat lainnya membawa 71 sel telur yang mengandung jentik-jentik kuman yang tumbuh berkembang, tiga di antaranya dapat matang yang cukup dengan menempelkannya pada kulit. Sel-sel telur ulat ini sangat lengketdengan panjang mencapai 1 mm. Data statistik di Amerika menunjukan bahwa terdapat 10 ribu orang yang terkena virus ulat tersebut, kebanyakan adalah anak-anak.



Secara ilmiah, anjing dapat menularkan berbagai macam penyakit yang membahayakan karena ada ulat-ulat yang tumbuh berkembang biak dalam ususnya. Para dokter menguatkan bahaya ulat ini dan racun air liur yang disebabkan oleh anjing. Biasanya penyakit ini berpindah pada manusia atau hewan melalui air liur pembawa virus yang masuk pada bekas jilatannya atau pada luka yang terkena air liurnya.



Ketika ulat-ulat ini sampai pada tubuh manusia, maka ia akan bersemayam di bagian organ tubuh manusia yaitu paru-paru. Ulat yang bersemayam di paru-paru, yang bertempat di hati dan beberapa organ tubuh bagian dalam lainnya, mengakibatkan terbentuknya kantong yang penuh dengan cairan. Dari luar, kantong ini diliputi oleh dua lapisan dengan ukuran kantong sebesar bentuk kepala embrio. Penyakit tersebut berkembang dengan lambat. Ulat Echinococcosis dapat tumbuh berkembang di dalam kantong itu selama bertahun-tahun.



SUBHANALLAH....lebih dari 1400 tahun yang lalu Nabi SAW telah menyarankan untuk tidak bersentuhan dengan anjing dan air liurnya, dan telah memerintahkan untuk membasuhnya (jika terkena) dengan tujuh kali siraman yang salah satunya menggunakan tanah.

WAHAI KAUM MUSLIMIN AJARILAH ANAK KALIAN SHALAT!! (1)

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya dia berkata, Rasulullah Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud dengan sanad hasan).



Sesungguhnya anak-anak kita adalah amanat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala , dan tentunya kita menginginkan mereka menjadi anak yang shalih, dan mendapatkan taufiq dari Allah dalam kehidupan dunia dan akhirat.



Kita semua adalah teladan bagi anak-anak kita, dan ingatlah sabda Rasulullah Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam, “Apabila manusia meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: dan beliau menyebutkan diantaranya adalah anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Maka hendaklah yang menjadi tujuan kita adalah keshalihan anak-anak kita.



* Shalat adalah cahaya



Rasulullah Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Dan dijadikan penyejuk pandanganku dalam shalat.” (HR. at-Thabrani, dishahihkan oleh al-Albani).



Beliau juga menjelaskan bahwa puncak segala hal adalah Islam dan tiangnya adalah shalat, dan bahwasanya shalat merupakan amalan yang pertama dihisab pada hari Kiamat dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan shalat.



* Bagaimana membiasakan anak untuk shalat



Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thaha: 132).



Telah kita ketahui bersama kedudukan shalat dalam Islam, oleh sebab itu wajib atas kita semua mengetahui bahwa membiasakan anak shalat adalah tujuan hidup dalam pendidikan keimanan anak-anak. Dan kami ingatkan bahwa masa kanak-kanak bukanlah masa taklif (pembebanan syari’at), akan tetapi itu adalah masa persiapan, pelatihan dan pembiasaan untuk sampai kepada masa taklif ketika mereka sampai pada usia baligh, sehingga mudah bagi mereka untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agama mereka.



*Tahapan-tahapan pengajaran shalat.



-Tahapan pemberian semangat dan motivasi anak untuk shalat



Sesungguhnya awal perkembangan kecerdasan anak dimulai dari perintah kedua orang tua kepada anaknya untuk mengerjakan shalat bersama mereka. Dan hendaklah kita ketahui bersama bahwa anak-anak terkadang lewat dihadapan orang yang shalat, dan terkadang duduk dan menangis. Dan tidak mengapa bagi bapak atau ibu untuk membawa anaknya ketika shalat di masjid, ketika khawatir dengan kondisi anaknya, lebih-lebih kalau di rumahnya tidak ada orang yang menjaganya. Dan jangan menghardik anak ketika dia melakukan hal-hal di atas semasa mereka masih kanak-kanak.



-Tahapan sebelum tujuh tahun



1. Mengajari anak sebagian hukum-hukum thaharah (bersuci), seperti pentingnya menjaga diri dari najis seperti kencing dan selainnya, mengajari tata cara bersuci dan adab-adab buang hajat, mengajari pentingnya menjaga kebersihan diri dan pakaiannya serta menjelaskan keterkaitan thaharah (kebersihan) dengan shalat.



2. Mengajari anak surat al-Fatihah dan beberapa surat pendek sebagai persiapan untuk shalat.



3. Mengajari mereka wudhu dan melatih mereka untuk mempraktikkannya, sebagaimana yang dilakukan oleh para Shahabat Radhiyallohu 'Anhum terhadap anak-anak mereka



4. Sebelum umur tujuh tahun kita mulai mengajarinya shalat dan memotivasinya untuk shalat fardu satu atau dua kali dalam sehari, dan pada tahap ini (di bawah tujuh tahun) kita tidak meminta dia untuk shalat lima waktu secara sekaligus.



5. Hendaknya kita mengingat pentingnya mendampingi anak-anak di saat mereka shalat jum’at setelah kita mengajari mereka adab-adab masjid, sehingga mereka terbiasa menunaikan syi’ar ini (shalat jum’at) dan dia merasakan permulaan masuk dan bergabungnya dengan masyarakat.



- Tahapan antara tujuh tahun hingga sepuluh tahun.



Di dalam hadits Nabi Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam, “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang hasan).



Hendaklah anak-anak mempelajari hadits ini, dan dia sekarang berada pada tahapan pembiasan diri untuk shalat. Oleh sebab itu, sebagian pendidik menasihatkan agar pada hari masuknya seorang anak pada usia 7 tahun ada sebuah peristiwa yang istimewa dalam hidupnya agar dia mengingat bahwa dia sudah berada pada umur tersebut.



Nabi Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam telah mengkhususkan 3 tahun berturut-turut untuk menanamkan shalat pada jiwa-jiwa anak-anak. Dan kita mengulang-ulang permintaan shalat dari anak-anak kita dengan halus, lemah-lembut dan kecintaan. Dan dengan metode perhitungan kita mendapati bahwa jumlah pengulangan selama periode ini lebih dari 5000 kali dalam kurun waktu tiga tahun. Maksudnya, bahwa kedua orang tua mengingatkan anak-anaknya dan mengajaknya shalat, dan ini menjelaskan kepada kita arti penting pengulangan dalam praktik pendidikan dengan pengulangan yang disertai dengan wajah yang berseri-seri dan bagusnya lafazh. Dan setiap kebaikan bisa didapatkan dengan kebiasaan (membiasakannya).



Dan selama masa-masa ini seorang anak belajar hukum-hukum dan tata cara bersuci Nabi Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam, beberapa do’a khusus yang berkaitan dengan shalat.



* Tahapan perintah shalat dan pukulan apabila meninggalkannya.



Dan merupakan hal yang sangat urgen adalah kita selalu mengulang-ulang –pada masa tujuh tahun- di telinga anak sabda Rasulullah Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam yang memberikan batasan hukuman pukulan setelah umur 10 tahun, sebagai peringatan agar tidak menyepelekan shalat. Lalu apabila dia tetap meninggalkan shalat, maka harus diberi hukuman dengan pukulan. Akan tetapi, pukulan dibenarkan apabila sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam kepada kita.



Apabila seorang anak tumbuh dalam lingkungan yang baik, dan orang tuanya perhatian terhadap hal yang telah disebutkan di atas, dan keduanya menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menjaga shalat, maka sangat sulit bagi anak untuk tidak terikat dengan shalat dan dia akan konsisiten dengan shalatnya, lebih-lebih hal itu disertai dengan dorongan materi dan maknawi.



Dan pada periode ini (setelah umur 10 tahun) wajib atas kedua orang tua dan siapa saja yang berke-cimpung di dunia pendidikan anak untuk mengajari mereka hukum-hukum shalat jama’ah, shalat sunnah, shalat Witir, dan dahulu Rasulullah Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam mengajari Anas bin Malik Radhiyallohu 'Anhu shalat Istikharah sekalipun Anas bin Malik Radhiyallohu 'Anhu masih kecil.



Sebagaimana juga untuk memperhatikan shalat Fajr (shubuh) dan Isya’ pada periode ini, dan membiasakan mereka untuk menjaga semua shalat fardhu apapun alasannya, khususnya di hari-hari ujian sekolah. Apabila mereka ketinggalan shalat karena lupa, maka hendaknya mereka shalat ketika mengingatnya, dan apabila ketinggalan shalat karena malas, hendaklah kita mengajari mereka agar bersegera bertaubat dan beramal shalih seperti sedekah dari uang sakunya dan amalan-amalan shalih yang lain, semoga dengan demikian Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuninya.



Dan kami ingatkan akan pentingnya kesepakatan kedua orang tua untuk menempuh langkah-langkah yang telah disebutkan di atas, dan untuk saling tolong-menolong agar menjadi teladan bagi anak-anaknya pada setiap perbuatannya. Dan hendaklah setiap orang tua memperbanyak do’a, “Wahai Rabb, jadikanlah aku dan keturunanku orang-orang yang menegakkan shalat, wahai Rabb kami kabulkanlah do’a (kami).” Dan do’a, “Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Abu Yusuf Sujono).



Sumber: Disarikan dari makalah berjudul “Muru Auladakum bi ash-Shalah...” di http://www.addarb.com/vb/t6632.html dan terjemahan Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush Shalihin.

WAHAI KAUM MUSLIMIN AJARILAH ANAK KALIAN SHALAT!! (2)

*Nasehat untuk kedua orang tua




1. Hendaknya ayah dan ibu selalu perhatian terhadap masalah shalat anaknya, misalnya:



a. Apabila seorang anak meminta izin kepada orang tuanya untuk tidur sebelum shalat Isya’, maka hendaknya kedua orang tuanya berkata kepadanya dengan santun,“Waktu shalat Isya’ sebentar lagi tiba, kita shalat dulu kemudian kamu bisa tidur insya Allah.”


b. Apabila anak-anak kita meminta berkunjung ke rumah sanak famili sementara waktu shalat maghrib hampir tiba, maka katakanlah kepada mereka, “Kita shalat Maghrib dulu lalu kita pergi.”


c. Dan salah satu cara untuk menggugah kesadaran anak-anak akan kewajiban melaksanakan shalat, hendaknya kita (orang tua) mengaitkan janji-janji atau momen-momen tertentu dengan waktu shalat, contohnya, “Kita akan mengunjungi Fulan setelah shalat Ashar, dan akan datang kepada kita Fulan setelah shalat Maghrib.”




2. Islam menganjurkan umatnya untuk berolah raga yang dapat menjaga dan menguatkan badan, karena mukmin yang kuat lebih baik di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala daripada mukmin yang lemah. Akan tetapi tidak boleh kecintaan kita terhadap olah raga melalaikan kita dari shalat pada waktunya. Seperti melakukan pertandingan sepak bola atau olah raga lain yang dilakukan pada jam-jam shalat atau mendekati waktu shalat. Dan, masih banyak lagi contoh yang lain.



3. Apabila anak kita yang berusia lebih dari 10 tahun jatuh sakit, maka wajib bagi kita untuk membiasakannya shalat sesuai dengan kemampuannya, supaya di masa mendatang dia mengetahui dan terbiasa dengan hal itu dan supaya dia mengetahui bahwa tidak ada udzur/alasan untuk meninggalkan shalat sekalipun dalam keadaan sakit.



Apabila sedang dalam kondisi safar (perjalanan), hendaklah kita ajari anak-anak kita tentang rukhsah (keringanan) dalam shalat ketika safar yaitu mengerjakan shalat dengan cara qashar dan jamak, dan beritahukanlah kepada mereka tentang nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam rukshah tersebut dan bahwasanya Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang.



4. Ajarilah anak-anak shalat sunnah, setelah kita mengajari mereka shalat wajib secara bertahap.



5. Tanamkan keberanian kepada anak-anak kita untuk mengajak teman-temannya supaya mereka melaksanakan shalat. Dan supaya mereka tidak merasa segan untuk menghentikan pembicaraan lewat telepon atau pembicaraan dengan orang lain karena ingin mendatangi shalat berjama’ah di masjid. Dan juga tanamkan kepadanya agar tidak mengejek teman-temannya yang menyepelekan shalat, akan tetapi hendaklah mereka mengajak teman-temannya tersebut pada kebaikan ini.



6. Usahakan duduk bersama anak dan istrimu setiap hari jum’at untuk melaksanakan sunah-sunah hari jum’at seperti membaca surat al-Kahfi, memperbanyak dzikir, istighfar, dan shalawat Nabi Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam, supaya anak-anak tumbuh di tengah-tengah kedua orang tuanya dengan kebaikan ini kemudian mereka mengikuti kedua orang tua mereka.



7. Hendaknya orang tua memperingatkan anak-anaknya yang melakukan shalat seperti burung gagak yang mematuk-matuk, atau orang yang mencuri dalam shalatnya (karena tidak memenuhi rukun-rukun shalat). Dan tentunya lebih ditekankan lagi agar memperingatkan mereka dari haramnya meninggalkan shalat, dan memberitahukan kepada mereka tentang ancaman di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang meniggalkan shalat.





* Bagaimana memperlakukan anak kecil?




a. Rasulullah Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam telah menganjurkan kita untuk menggunakan kelemah lembutan dalam segala hal, beliau bersabda, “Orang-orang yang pengasih akan dikasihani oleh Allah, kasihanilah makhluk di Bumi niscaya Dzat yang di langit (Allah) akan mengasihi kalian.”


Maka hendaklah yang menjadi ciri khas kita adalah lemah-lembut dan kasih sayang.



b. Kepada siapa saja yang mendidik anak-anak, hendaknya menjauhi sikap banyak memerintah.



c. Memberikan hadiah kepada anak-anak atas akhlak dan perilaku baik mereka, dengan hadiah maknawi seperti menunjukkan sikap ridha dan juga dengan hadiah yang bersifat materi.



d. Ketika mereka melakukan kesalahan, hendaklah memperingatkan kesalahan mereka dengan halus dan lemah-lembut kemudian meluruskannya.



e. Apabila dia melakukan kesalahannya secara berulang, maka mungkin sebagai hukumannya, kita tidak memberikan apa yang dia senangi, dan apabila dia tetap dalam kesalahannya maka mungkin kita bisa menerapkan cara peringatan dan ancaman, akan tetapi tidak dengan nada merendahkan dan menghina lebih-lebih di hadapan kerabat dan teman-temannya, karena hal itu menjadikan dia merasa minder dan rendah.



f. Apabila cara-cara di atas tidak menuai hasil dan “diharuskan” untuk memukul, maka perhatikanlah hal-hal berikut ini:



- Pukulan adalah sarana untuk mendidik, sebagaimana fungsi penggunaan garam untuk makanan, maka hendaknya sedikit saja supaya tidak menghilangkan fungsinya.



- Pukulan tidak keras dan tidak menyakitkan.



- Jangan memukul dalam kondisi sangat marah karena dikhawatirkan akan mencelakakan anak.



- Menghidari anggota badan yang sensitif seperti kepala, wajah, dada dan perut.



- Tidak memukul lebih dari tiga kali apabila anak belum baligh.



- Hendaklah engkau yang melakukannya (pukulan itu) sendiri, dan jangan diwakilkan ke orang lain.



- Termasuk kesalahan adalah tidak memberikan hukuman setelah memberikan ancaman. Misalnya seorang ayah berkata kepada anaknya, “Apabila engkau melakukan kesalahan ini lagi nanti akan saya pukul”. Ternyata ketika dia melakukan kesalahan itu ayahnya tidak memukulnya.



- Hendaklah melupakan secara langsung apa yang berkaitan dengan dosanya setelah dilakukan hukuman.



- Jangan memaksa anak secara langsung untuk meminta maaf setelah diberikan hukuman karena hal itu adalah penghinaan baginya.



- Sebagaimana wajib untuk tidak meminta anak agar tidak menangis setelah diberikan hukuman karena mungkin saja dia menangis karena merasakan sakit dengan hukuman tersebut.





Faedah dari hadits di atas:


1. Ibadah amaliyah dalam Islam yang pertama kali diajarkan kepada anak setelah tauhid adalah shalat.



2. Para orang tua harus membiasakan anak-anaknya untuk mengajarkan shalat serta mengajarkan hukum-hukum dan etikanya, sebagaimana yang dinukil oleh al-Baghawi Rahimahulloh dalam kitab Syarhus Sunnah (II/407) dari asy-Syafi’i Rahimahulloh, “Para orang tua, baik bapak maupun ibu, harus mendidik mereka serta mengajarkan tata cara bersuci dan shalat kepada anak-anak mereka, dan memukul mereka karena tidak melakukan hal itu jika mereka sudah dewasa. Anak laki-laki yang sudah bermimpi basah atau anak perempuan yang sudah haidh atau genap berusia lima belas tahun, maka mereka ini sudah harus mengerjakannya.”




3. Pukulan merupakan salah satu cara mendidik. Khususnya jika pukulan itu mendatangkan manfaat. Tetapi pukulan itu harus mendidik dan tidak boleh melukai, dan hendaknya dihindari pukulan pada wajah.



4. Kepada para bapak diperintahkan untuk melindungi anak-anak mereka dari hal-hal yang bisa menimbulkan fitnah di dalam diri mereka. Oleh karena itu, tempat tidur mereka harus dipisahkan.



5. Umur tamyiz (bisa membedakan) adalah umur 7 tahun, sedangkan masa pubertas dimulai sejak usia 10 tahun.



6. Setiap periode kehidupan manusia mempunyai keistimewaan masing-masing yang dapat dibedakan, dan perilaku seseorang dapat diarahkan dengannya. Maka, bagi para pendidik harus mengetahui dan menguasai hal tersebut.



Perintah mengerjakan shalat dan pukulan karena tidak mengerjakannya adalah dalam kondisi latihan, bukan kewajiban, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Khatib al-Baghdadi.



Shalatnya anak pada usai tamyiz adalah sah, sebagaimana dinyatakan oleh al-Baghawi dalam kitab Syarhus Sunnah. Wallahu A’lam. (Abu Yusuf Sujono)




(Sumber: Disarikan dari makalah yang diambil di http://www.addarb.com/, dan terjemahan Bahjatun Nazhirin).

MUKJIZAT AL-QUR'AN SEBAGAI OBAT PENYAKIT KEJIWAAN

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:





الَّذِينَ آمَنُواْوَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِاللّهِ أَلاَبِذِكْرِاللّه ِتَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (28)

" (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."(QS. Ar-Ra'd: 28)





هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (4)

" Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(QS. Al-Fath: 4)





... وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ ...(3)



" …Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. ..."(QS. Ath-Thalaq: 2-3)





Dr. Karl Young, seorang dokter ternama di bidang kejiwaan berkata:"Sesungguhnya setiap orang sakit yang meminta saran kepadaku sejak 30 tahun lalu, yang berasal dari seluruh pelosok dunia, rata-rata penyebab sakit mereka adalah karena lemahnya keimanan dan goyahnya keyakinan. Mereka tidak akan pernah sembuh, kecuali setelah berusaha mengoptimalkan kembali keimanan mereka yang telah hilang tersebut." (Dr. Karl Young, Manusia modern mencari jati dirinya)





Lebih mengherankan lagi, para dokter ataupun peneliti tersebut telah sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada obat bagi penyakit ini (kegelisahan), selain iman kepada Allah Yang Mahakuasa. William James seorang professor ilmu jiwa di Universitas Harvard Amerika, mengatakan bahwa obat yang paling mujarab bagi penyakit gelisah tidak diragukan lagi adalah keimanan.





Dr. Farrel juga mengatakan bahwa seorang yang beragama dengan sebenarnya sama sekali tidak pernah mengeluhkan masalah penyakit kejiwaan (mentalitas). Kemudian Deil Carneghi menetapkan bahwa para dikre kejiwaan mengetahui betul keimanan yang kuat dan berpegang teguh pada ajaran agama merupakan dua kartu garansi untuk dapat mengusir kegelisahan dan stress, seklaigus menyembuhkannya>





Akan tetapi, adakah di sana keimanan yang lebih kuat dari apa yang diserukan (didakwahkan) oleh Islam melalui ayat-ayat al-Qur'anul Karim seperti yang kita saksikan? Atau, tidakkah misi Islam kepada keimanan mutlak terhadap Allah sebagai suatu keimanan yang paripurna dan mantap mampu menjaga seseorang dari kegelisahan, sekaligus sebagai obat baginya dari segala penyekit kejiwaan dan kebanyakan penyakit fisik lainnya?





Sesungguhnya apa yang ditetapkan oleh para pakar kejiwaan mengenai urgensi iman kepada Allah beserta Qadha dan Qadar-Nya (taqdir) sebagai obat untuk bermacam-macam penyakit kejiwaan dan stress, seperti apa yang terdahulu telah ditetapkan oleh al-Qur'an al-Karim dalam kebanyakan ayat-ayatnya. Cukuplah semua itu sebagai mukjizat ilmiah dalam firman Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Melihat.



(Sumber:الإعجاز العلمي في الإسلام والقرآن الكريم oleh Muhammad Kamil 'Abdush Shomad, edisi Indonesia penerbit Akbar hal.317-318 dengan sedikit perubahan. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)

Satu Gereja Memeluk Dinnul Islam

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sampaikanlah PesanKu Biarpun Satu Ayat..."

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampong tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Mula-mula ia keberatan, namun karena desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si pendeta agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya. " Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang pendeta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun, pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut. Pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat."Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silakan! Sang pendeta pun mulai bertanya, " 01. Sebutkan satu yang tiada duanya, 02. dua yang tiada tiganya, 03. tiga yang tiada empatnya, 04. empat yang tiada limanya, 05. lima yang tiada enamnya, 06. enam yang tiada tujuhnya, 07. tujuh yang tiada delapannya, 08. delapan yang tiada sembilannya, 09. sembilan yang tiada sepuluhnya, 10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, 11. sebelas yang tiada dua belasnya, 12. dua belas yang tiada tiga belasnya, 13. tiga belas yang tiada empat belasnya. 14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! 15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? 16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? 17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? 18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu! 19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? 20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu? 21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! 22. Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah. Setelah membaca Bismillah ia berkata, 1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT. 2. Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12). 3. Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh. 4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an. 5. Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu. 6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk. 7. Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3). 8. Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy Ar-Rahman. Allah SWT berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat men-junjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17). 9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.* 10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah SWT berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160). 11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf . 12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60). 13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya. 14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. " (At-Takwir: 18). 15. Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS. 16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaan terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yusuf:98) 17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keledai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19). 18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim. 19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69). 20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua). 21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT? "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28). 22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Sholat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari. Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pun mula hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh pendeta. Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?" Mendengar pertanyaan itu lidah pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia cuba mengelak. Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! " Pendeta tersebut berkata, "Sesungguhnya aku tahu jawabannya, namun aku takut kalian marah." Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda. " Pendeta pun berkata, "Jawabannya ialah: Asyhadu Alla Ilaha Illallah Wa Wa Aasyhadu Anna Muhammadarrosulullah." Lantas pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa. ^_^

Dahsyatnya Padang Mahsyar di Yaumul Qiamah tempat manusia berkumpul dan kembali menanggung beban'nya masing - masing

KEKAYAAN KALIAN SUDAH TIDAK ADA GUNANYA APABILA KEKAYAAN KALIAN TIDAK DI MANFAATKAN
SEBAIK - BAIKNYA MAKA KELAK AKAN DI PERTANGGUNG JAWABKAN DI YAUMUL QIAMAH DAN ALAM KUBUR.
RENUNGKAN BAIK - BAIK KAWAN MUSLIM .
SEBARKAN & AMAL'KAN KE SESAMA MUSLIM LAINYA .
SEMOGA INI MENJADI BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA SESAMA MUSLIM DAN MENAMBAH KEIMANAN KITA
SERTA PERCAYA RUKUN IMAN DAN ISLAM.

SEBUAH KESADARAN DIRI KITA MASING - MASING ANTARA KEKAL AKHIRAT DI BANDINGKAN DUNIA.
MAHA DAHSYAT AKHIRAT DAN PADANG MAHSYAR
Sesungguhnya setan & Orang - orang kAFIR Laknatullah Alaaih itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu) perangi dia
karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
( '' QS : AL-FATHIR AYAT : 06 )
AL-HAMDULILLAH SEGALA PUJA PUJI SYUKUR SENANTIASA TIDAK LUPA KITA PANJATKAN KEHADIRAT ALLAH'HU ROB'BI YG TELAH MEMBERIKAN NIKMAT Iman & ISLAM.


SHALAWAT SERTA SALAM TIDAK LUPA SENANTIASA KITA PANJATKAN KEHADIRAT BAGINDA NABI ALLAH AGUNG MUHAMMAD S.A.W BESERTA PARA SAHABAT2
KELUARGA'NYA HINGGA SELURUH PARA PENGIKUT2'NYA YG SENANTIASA MENGERJAKAN SEGALA SUNAH2 NABI ALLAH MUHAMMAD S.A.W

KELAK DI YAUMUL QIAMAH .
AMIEN ALLAH'HUMA AMIEN .
SHOLALLAHU ALLA MUHAMMAD SHOLALLAHU ALLAHI WASSALIM WABBARIK WASSALIM ALLAIH.
ALLAH'HUMA SHOLIH WASSALIM WABBARIK WAS'SALIM ALLAIH.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الْفَاتِحِ لِمَا اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الْحَقِّ ‍ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى اِلى صِرَاطِك َالْمُسْتَقِيْم
وَعَلى الِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ

"Ya Allah, Limpahilah Rahmat ke atas Junjungan Muhammad, yang membukakan apa yang tertutup, yang menamatkan apa yang terdahulu, yang membela kebenaran dengan kebenaran, yang memberi petunjuk kepada jalan-Mu yang lurus.
Dan ke atas keluarganya bersesuaian dengan pangkat dan kedudukannya yang tinggi."
“Wahai Tuhanku, limpahkanlah kiranya shalawat-shalawat-Mu dan rahmat-Mu serta berkat-Mu atas peng-hulu segala Rasul, ikutan segala orang yang taqwa, pe-nutup semua Nabi, yaitu: Muhammad, hamba-Mu dan rasul-Mu, imam segala kebajikan, pemimpin kebaikan dan utusan pembawa rahmat. Wahai Tuhanku, tempatkanlah dia pada suatu maqam yang dirindukannya oleh orang yang dahulu.” (HR. Ibnu Mâjah dari ‘Abdullah Ibn Mas’ûd).
Amiienn ALLAH'HUMA AMIIEN

QS : Al-Zalzalah
[99:1]
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya
[99:2]
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,
[99:3]
dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?",
[99:4]
pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
[99:5]
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
[99:6]
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
[99:7]
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.
[99:8]
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.
( QS : Al-Zalzalah AYAT : 01 : 08 )
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan mengatakan: "Allah l akan mengumpulkan seluruh manusia setelah mereka bangkit dari kuburnya. Mereka berjalan menuju mahsyar, sebuah tempat di mana Allah l akan kumpulkan makhluk yang pertama hingga yang terakhir. Mahsyar adalah sebuah tempat yang rata. Tidak ada tempat yang tinggi, tidak pula ada gunung maupun bukit. Tempat yang rata, semua makhluk akan berkumpul di sana." (Syarh Lum'atul I'tiqad, hal. 201).
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Sahl bin Sa'd z, Rasulullah bersabda:
"Umat manusia akan digiring pada hari kiamat ke (mahsyar). Sebuah medan yang luas. Tanahnya berwarna putih seperti bundaran roti yang bersih." Sahl z dan selainnya berkata: "Tidak ada di sana tanda (tempat keberadaan) bagi seorangpun." (HR. Al-Bukhari no. 6521 dan Muslim no. 790)
Matahari di dekatkan kepada makhluk

Matahari diakan didekatkan terhadap kepala makhluk, sehingga semakin memberatkan dan menakutkan mereka. Itulah di antara peristiwa yang amat dahsyat di padang mahsyar. Maka, keluarlah keringat mereka yang akan menyiksa pemiliknya sesuai dosa-dosa mereka ketika hidup di dunia.
Sebagaimana sabda Rasulullah :
"Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil." –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: "Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata."–

Beliau bersabda: "Maka manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya
(yakni dosa-dosanya).[1] Maka, di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua betisnya. Adapula yang sampai pinggangnya. Ada juga yang keringatnya sungguh-sungguh menyiksanya." –Perawi berkata: "Rasulullah n menunjuk dengan tangannya ke mulutnya." (HR. Muslim no. 2864)
Juga hadits dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya keringat manusia itu pada hari kiamat akan membanjiri bumi selebar tujuhpuluh delapan, dan sungguh akan membanjiri sampai setinggi mulut atau telinga mereka." –Tsaur, salah seorang perawi ragu mana lafadz yang tepat– (HR. Muslim)
Seandainya ada yang bertanya, kalau di dunia maka bila matahari mendekat sedikit saja dari garis edarnya, wajarnya bumi akan terbakar. Maka, bagaimana mungkin hal ini akan terjadi dengan jarak sedemikian dekat namun tidak membakar makhluk?
Jawabannya, kata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin , manusia akan dibangkitkan lalu digiring ke padang mahsyar pada hari kiamat bukan dengan kekuatan yang ada pada mereka ketika hidup di dunia.
Bahkan mereka lebih kuat dan lebih mampu. Bila manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari, tidak berteduh, tidak makan dan tidak minum, mereka tidak mungkin mampu melakukannya. Mereka akan binasa. Namun pada hari kiamat, mereka mampu bediri selama 50 tahun tanpa makan dan minum ataupun berteduh, kecuali beberapa golongan yang Allah naungi.
Mereka mampu menyaksikan kegerian-kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni neraka yang disiksa, mereka tidak binasa karenanya.
"Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain…" (An-Nisa': 56) [Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/135]
Oleh karena itulah, Rasulullah memberikan contoh kepada umatnya untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah dari berbagai kesempitan dan kengerian yang akan terjadi pada hari kiamat. Sebagaimana dalam hadits Aisyah :
"Adalah Rasulullah n senantiasa meminta perlindungan kepada Allah dari kesempitan-kesempitan di mahsyat pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Golongan yang akan mendapatkan naungan Allah

Allah dengan rahmat dan keutamaan-Nya akana memberikan naungan kepada sebagian hamba-Nya, pada hari yang sangat panas. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya, yaitu di padang mahsyar tatkala mereka menghadap Allah
Beberapa golongan yang akan mendapatkan naungan-Nya, yaitu naungan Arsy-Nya, adalah sebagaimana yang Rasulullah sebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah. Beliau bersabda:
"Ada tujuh golongan yang Allah lakan menaungi mereka di bawah naungan Arsy-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Arsy-Nya. Mereka adalah (1) imam (pemimpin) yang adil, (2) pemuda yang tumbuh dalam peribadahan kepada Rabbnya, (3) orang yang hatinya terkait di masjid, (4) orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik, namun dia berkata: 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah', (6) orang yang bersedekah namuan merahasiakannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan (7) orang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga berlinang air matanya." (Muttafaqun 'alaih)
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda:
"Ada tujuh golongan yang Allah k akan menaungi mereka dalam naungan Arsy-Nya…." (HR. Sa'id bin Manshur, dihasankan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 2/144, juga oleh Al-Albani dalam Al-Irwa')
Maka, riwayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud naungan-Nya adalah naungan Arsy-Nya, bukan naungan Dzat-Nya, karena hal ini tidak sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya.
Golongan lain yang juga akan mendapatkan naungan Arsy-Nya adalah:
"Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan (membayar hutang) atau membebaskan (hutang tersebut) darinya, niscaya Allah akan menaunginya dalam Arsy-Nya." (HR. Muslim no. 3006)
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk golongan mereka.
padang mahsyar adalah tempat berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari mati, tentu setelah seluruh jagat raya mengalami kiamat.
Dengan otak manusia terjenius di dunia pun, kita sulitmembuktikannya. Karena itu hal ini termasuk hal ghaib yang wajib diimani oleh umat Islam. banyak orang-orang yang tak beriman meragukan adanya padang mahsyar,
Bagaimana mungkinmanusia yang mati akan dibangkitkan kembali sesudah matinya, padahal tinggal tulang belulang.nabi Ibrahim AS, sempat memohon pada Allah SWT untuk membuktikan secara nalar bagaimanamungkin Allah SWT kelak akan mengumpulkan seluruh manusia di padang mahsyar.
Permohonan ini bukanlah karena Nabi Ibrahim tak percaya pada kekuasaan Allah SWT, tetapi hanyalah untuk meneguhkan imannya. Oleh Allah SWT Nabi Ibrahim disuruh melatih empat ekor burung yang di lepas di empat tempat yang berlainan satu sama lain. Lalu pada saat tertentu nabi Ibrahim disuruhmemanggil burung-burung itu, yang tentu semuanya datang mendengar panggilan nabi ibrahim.Dengan kata lain, Allah SWT hanya menyeru manusia untuk bangkit dari kuburnya dan semua akan bangkit tunduk patuh seperti patuhnya burung-burung itu pada nabi Ibrahim.
Secara logika manusia yang otak dan ilmunya sangat terbatas ini, setelah kiamat terjadi tak mungkin terdapat padang mahsyar, karena alam semesta sudah hancur lebur. Disinilah bentuk keimanan pada hal ghaib, pada hari akhir sangat menentukan. Karena bukti-bukti ilmiah hanya bisamendukung keimanan, jika sudah ada penemuan baru akibat kecanggihan teknologi.
Selama lebihdari 1428 tahun lamanya, bukti-bukti itu belum ada. Namun baru-baru ini para ahli astronomitercengang oleh fenomena baru di alam semesta.Kalau kita meneliti kepada kandungan Al Quran, terdapat banyak ayat yang menyentuh tentangPadang Masyar.
Menurut Quran, apabila sangkakala ditiup untuk kali kedua, ruh akan dikembalikan kepada jasad manusia. Manusia akan hidup semula dan akan keluar dari kubur masing-masing menuju kepermukaan ‘bumi’. Di waktu itu permukaan ‘bumi’ tidak lagi seperti yang kita lihat hari ini tetapimerupakan padang pasir yang bewarna putih yang teramat luas sayup mata memandang.
Kenapa permukaan bumi bertukar wajah?
Sebelum itu alam ini telah berlaku kiamat. Semasa terjadinya kiamat, semua gunung-gunung yang ada di bumi akan bergerak dan berterbangan seperti kapas. Semua bintang-bintang di langit berguguguran menuju ke bumi.
Bintang-bintang yang besar ini akan berpadu dengan bumi lalu membentuk glob bumi yang sangat besar.Saiz bumi yang bertambah berlipat ganda besarnya itu akan menghasilkan luas permukaan yangsangat besar juga yang akan dikenali sebagai Padang Masyar.
Dengan keluasan permukaan yang berlipat ganda dari keluasan asal bumi maka dapatlah Padang Masyar ini menjadi tempat untuk menghimpunkan kesemua manusia yang bermula dari Nabi Adam hingga hari kiamat. Yang mungkin mencecah ratusan billion manusia.*
EMPAT PERTANYAAN DIPADANG MAHSYAR:
Setiap muslim wajib mengimani hari akhir atau hari Kiamat. Bahkan hal itu merupakan rukun iman yang kelima. Di dalam hadits-hadits shahih diterangkan bahwa setelah dunia ini hancur, manusia yang di dalam kubur dibangkitkan dan semua akan dikumpulkan oleh Allah di padang Mahsyar.
Siapkah kita menghadapi peristiwa tersebut? Apa saja yang akan terjadi pada saat itu ?
Pada saat itu manusia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Ta’ala tentang segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia ini.
Pada hari itu tidak berguna harta, anak, tidak bermanfaat apa yang dibanggakan selama di dunia ini. Pada hari itu hanya ada penguasa tunggalyaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai macam nikmat kepada manusia,kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat tersebut sebaik-baiknya dalam rangka mengabdikepada-Nya.
Karena Allah yang telah mengaruniakan nikmat-nikmat itu kepada manusia, maka sangatlah wajar apabila Ia menanyakan kepada manusia untuk apa nikmat-nikmat itu digunakan.Dalam sebuah hadits, Rasululah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Tidaklah bergeser keduakaki seorang hamba (menuju batas shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan , hartanya dari mana ia peroleh dan kemana iahabiskan dan badannya untuk apa ia gunakan” (Hadits Shahih Riwayat At Tirmidzi dan Ad Darimi)
1. Umur
Umur adalah sesuatu yang tidak pernah lepas dari manusia. Bila kita berbicara tentang umur, makaberarti kita berbicara tentang waktu. Allah dalam Al Qur’an telah bersumpah dengan waktu “Demimasa” maksudnya agar manusia lebih memperhatikan waktu. Waktu yang diberikan Allah adalah 24jam dalam sehari-semalam. Untuk apa kita gunakan waktu itu? Apakah waktu itu untuk beribadahatau untuk yang lain-lain yang sia-sia?Diantara sebab-sebab kemunduran umat Islam ialah bahwa mereka tidak pandai menggunakanwaktu untuk hal-hal yang bermanfaat,
sebagian besar waktunya untuk bergurau, bercanda, ngobroltentang hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan terkadang membawa kepada perdebatan yng tidak berarti dan pertikaian. Sementara orang-orang kafir menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya,sehingga mereka maju dalam berbagai bidang kehidupan dan menguasai ilmu pengetahuan danteknologi.Keadaan umat Islam saat ini sangat memprihatinkan. Ada diantara mereka yang tidak mengertiajaran agamanya dan ada yang tidak mengerti ilmu pengetahuan umum. Bahkan ada di antaramereka yang buta huruf baca tulis Al Qur’an. Bila kita mau meningkatkan iman dan amal, makaseharusnyalah kita bertanya kepada diri masing-masing; sudah berapa umur kita hari ini?, dan apayang sudah kita ketahui tentang Islam?,
apa pula yang sudah kita amalkan dari ajaran Islam ini?Janganlah kita termasuk orang yang merugi.
2. Ilmu
Yang membedakan antara muslim dan kafir adalah ilmu dan amal. Orang muslim berbedaamaliahnya dengan orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian, berumahtangga, bermua’malah dan lain-lain. Seorang muslim diperintahkan oleh Allah dan RasulNya agar menuntut ilmu. Allah berfirman “Apakah sama orang yang tahu (berilmu) dengan yang tidak berilmu?” (QS. Az Zumar:9)Ayat ini kendatipun berbentuk pertanyaan tetapi mengandung perintah untuk menuntut ilmu.Menuntut ilmu agama hukumnya wajib atas setiap individu muslim, misalnya tentangmembersihkan najis. Berwudhu yang benar, cara shalat yang benar dan hal-hal yang dilaksanakansetiap hari. Karena bila ia tidak tahu, maka amalannya akan tertolak , dan Allah akan bertanyakepadanya kenapa ia mengikuti apa yang tidak ia ketahui,
seperti dalam firmanNya : Dan janganlahkamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnyapendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya (QS. AlIsra’:36)
Ilmu yang sudah dipelajari oleh umat islam harus digunakan untuk kepentingan Islam. Ilmu yang sudah dituntut dan dipelajari wajib diamalkan menurut syari’at Islam.
Ilmu tidak akan berarti apa-apa dalam hidup dan kehidupan manusia kecuali bila manusia mengamalkannya RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Beramallah kamu (dengan ilmu yang ada) karena tiap-tiap orang dimudahkan menurut apa-apa yang Allah ciptakan atasnya” (HR. Muslim)
3. Harta
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Bagi tiap-tiap umat itu fitnah dansesungguhnya fitnah ummatku adalah harta” (HR. At Tirmidzi dan Hakim)Harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Harta adalah amanat Allah yang dilimpahkan kepadaumat manusia agar dia mencari harta itu dengan halal,
menggunakan harta itu pada tempat yangtelah ditetapkan oleh syari’at islam. Bila kita amati keadaaan umat islam saat ini, banyak kita dapatidiantara mereka yang tidak lagi peduli dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yanghalal atau dari jalan yang haram. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah meramalkan hal inidengan sabdanya “Nanti akan datang satu masa; di masa itu manusia tidak perduli dari mana hartaitu ia peroleh, apakah dari yang halal ataukan dari yang haram” (HR. Al Bukhari).Setiap muslim harus hati-hati dalam mencari mata pencaharian hidupnya kerena banyak manusiayang terdesak masalah ekonomi lalu ia menjadi kalut hingga tidak perduli lagi harta itu dari mana iaperoleh. Ada yang memperoleh harta dari usaha-usaha yang batil, misalnya hutang tidak dibayar,korupsi, riba,
merampok, berjudi dan lain sebagainya. Orang yang mencari usaha dari yang haramakan mendapat siksa dari Allah, seperti disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :“Barangsiapa yang dagingnya tumbuh dari barang yang haram, maka Neraka itu lebih patut baginya(sebagi tempat).” (HR. Al Hakim)Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infaqkan pada jalan yang benar pula.Bila tadi disebutkan bahwa harta itu milik Allah, maka wajib pula kita gunakan harta itu dalamrangka untuk menggakkan kalimat Allah di muka bumi ini.Di dalam Al Qur’an ada delapan golongan yang berhak mendapat zakat, yaitu para fuqara (orangfikir), masakin (orang miskin),
amil (pengurus) zakat, Mua’llaf (orang yang baru masuk islam),untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang, untuk perjuangan jalan Allah dan orangyang sedang dalam perjalanan. Di masa-masa sekarang ini ada beberapa kelompok yang masuk prioritas utama yang berhak mendapat infaq dan shadaqah, yaitu golongan fuqara, masakin danorang yang di jalan Allah.Orang fakir adalah orang yang butuh tetapi tidak mempunyai pekerjaan sedangkan hidupnyadigunakan untuk membantu agama Islam. Jadi orang fikir yang dibantu adalah orang yang memanghidupnya untuk berjuang di jalan Allah bukan pemalas yang tidak mau berusaha dan tidak melaksanakan syari’at Islam. Sedangkan orang miskin adalah orang yang berusaha tetapi usahanyahanya mencukupi kebutuhan minimalnya dalam keluarganya untuk makan sehari-hari.
4. Badan
Manusia merupakan mahkuk yang paling sempurna yang diciptakan Allah dimuka bumi ini.Dengan kesempurnaan susunan tubuh serta akal fikiran yang diberikan Allah, manusia dijadikansebagai khalifah di bumi, manusia dibebani taklif agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.Jasmani manusia ini dituntut bekerja untuk melaksanakan fungsi khilafah dalam rangka mengabdikepada Allah. Letihnya manusia dalam malaksanakan ibadah kepada Allah akan diganjar denganpahala. Tetapi bila letihnya dalam rangka bermain-main, mengerjakan maksiat, perbuatan sia-sia,beribadah dengan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka sia-sialah letihnya itu bahkan ada yang diganjar dengan api Neraka, karena mereka termasuk orang orang yang celaka,
sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :”Tiap-tiap amal(pekerjaan) ada masa-masa semangat, dan tiap–tiap masa semangat ada masa lelahnya makabarangsiapa lelah letihnya karena melaksanakan sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk,dan barangsiapa lelah letihnya bukan karena melaksanakan sunnahku, maka dia termasuk orangyang binasa” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi).*
Mahsyar adalah sebuah tempat pengumpulan seluruh makhluk untuk mempertanggung jawabkanseluruh amal perbuatannya semasa di dunia. Mereka datang tanpa alas kaki, tanpa sehelai benang pun yang menempel di badan, dan dalam keadaan belum dikhitan. Matahari didekatkan sejarak satu mil di atas kepala mereka. Keringat mereka bercucuran deras sesuai kadar dosanya. Merekaberdiam diri di tempat, tanpa gerak, tanpa suara, selama 50.000 tahun untuk menunggu keputusanAllah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.Para malaikat hadir bershaf-shaf.
Semua jiwa menunduk lesu, takut, dan hina di hadapan-Nya.Neraka pun didekatkan kepada mereka. Amal-amal perbuatan ditunjukkan, ditanyakan dandimintakan pertanggungjawaban. Para malaikat, nabi, anggota badan dan bumi memberikesaksian.Setelah mereka dikumpulkan, berjalan proses berikutnya yaitu HISAB, semua amal perbuatan akandihisab (dihitung). Sebagian manusia yang beriman akan mendapat syafaat, baik dari NabiMuhammad, sahabat, maupun orang shaleh yang lain, sedangkan mereka yang tidak mendapat syafaat langsung menuju ke ‘meja’ peng-hisab-an.Proses selanjutnya, buku catatan amal perbuatan pun segera dibagikan.
Amal kebaikan dan amal keburukan ditimbang.Setelah catatan amal dibagikan, orang-orang beriman yang tidak mencampuradukkan keimananmereka dan selalu meneladani Rasul tanpa membuat bid’ah, akan singgah di al-haudh (telaga)mereka meminum air yang ada didalamnya sehingga tidak haus selama-lamanya. Kemudian,keimanan setiap manusia akan diuji, Allah akan menyingkapkan betisnya kemudian seluruhmakhluk yang beriman akan sujud tersungkur sedangkan orang-orang munafik walau memaksakandiri untuk bersujud tidak mungkin bias. Di sinilah diketahui mana orang yang benar-benar beriman dan orang-orang yang melakukan munafik.Proses berikutnya yaitu proses terakhir yang sangat menegangkan yang menentukan akhir kehidupan. Pada proses ini,
Jembatan Shirath telah dibentangkan di atas neraka Jahanam, denganjangkar-jangkar raksasa di kanan-kirinya, siap menyambar siapa pun yang akan menjadi penghunineraka.Manusia dalam menjalani hari-harinya di Padang Mahsyar akan mengalami beberapa keadaan,mengecewakan atau menyenangkan bergantung kepada amal ketika di dunia, sebagian merekaberada dalam keadaan yang berbeda sejak dibangkitkan hingga melewati Shirath.
*HADITS“(Yaitu) pada Hari (ketika ) bumi diganti dengan bumi yang lain Dan (demikian pula) langit Danmereka semuanya di padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagiMaha Perkasa”.(QS. Ibrahim:48).“Malaikat-malaikat Dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000tahun.(QS. Al Maarij:4).Orang kafir ingin seandainya IA dapat menebus dirinya dari adzab Hari itu dengan anak-anaknya,
dengan istri serta saudaranya, Dan kaum familinya yang melindunginya ketika di dunia, Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya”.(QS.AlMa’arij:11-14).
Manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar. Qs.39:69,70Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan)Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dandidatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara merekadengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiapjiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yangmereka kerjakan. Qs.39: 69, 70 Keadaan, situasinya di padang mahsyar.Hati manusia pada waktu itu sangat takut, pandangannya tunduk. Qs.79: 8, 9; Manusia dikumpulkan di padang mahsyar tanpa busana.
Dari ‘Aisyah r.a. katanya dia mendengar Rasulullah s.a.w.bersabda: “Kelak hari kiamat manusia akan dikumpulkan tanpa alas kaki (sepatu atau sandal), tanpa busana, dan tanpa dikhitan.” Maka bertanya ‘Aisyah, “Yaa Rasulullah! Apakah wanita dan pria bercampur baur, sehingga satu sama lain saling memandang?”Sabda beliau, “Keadaan ketika itu sangat sulit, sehingga mereka tidak menghiraukan lagi satu sama lain.” Ada yang ketika hidup di dunia bisa melihat, ketika dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan buta. Qs.20:124, 125
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginyapenghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalamkeadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan akudalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"Qs.20:124, 125 Manusia dikumpulkan di padang masyar dalam keadaan yang bermacam-macam.Qs.99:6;Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam,supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Qs.99:6Apakah orang-orang yang koruptsi bakal menjadi tikus,
TV One? Apakah orang yang serakah bakal menjadi monyet? Di Padang Mahsyar situasinya meresahkan. Dari Miqdad bin Aswad r.a. katanya dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda;“Pada hari kiamat kelak, matahari didekatkan kepada manusia,
sehingga jaraknya dengan mereka hanya kira-kira satu mil. Ketika itu manusia berada dalam genangan keringat, terbenam sesuai dengan amal mereka. Di antara mereka adayang terbenam sampai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampaipinggang, dan ada pula yang megap-megap terbenam sampai ke mulutnya, sambil Rasulullah s.a.w. menunjuk ke mulutnya.” Mereka bersusah payah memikul hartanya. Qs.3:180.Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikankepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.
Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang merekabakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaanAllah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Qs.3:180 Mereka bersusah payah memikul dosanya. Qs.6:31Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka denganTuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, merekaberkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentangkiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah,amatlah buruk apa yang mereka pikul itu. Qs.6:31
Hari Hisab di Padang Mahsyar
Islam mengajarkan akan adanya hari kebangkitan, yakni hari dimana setelah terjadinya kiamat besar, saat ketika tiupan malaikat Israfil sebagai penanda hari kiamat.
ALAM KUBUR

Manusia lahir-hidup-mati terus silih berganti dari mulai Nabi Adam sampai hari kiamat tiba. Sebelum kiamat telah ada manusia mati maka ditempatkanlah roh manusia tersebut ditempat yang dinamakan alam kubur. Di alam kuburlah kita menunggu hingga saat kiamat tiba dan juga ada siksa bagi yang berdosa besar.

KIAMAT

Saat Kiamat Israfil meniupkan terompet sangsakala yang pertama. Maka terjadilah kiamat besar dimana seluruh alam semesta dan tata-surya hancur lebur.

Semua mahluk hidup dimatikan saat itu dan kemudian semua roh tertidur.

MASA HISAB

Israfil meniupkan terompet yang kedua kalinya. Semua manusia yang mati dibangkitkan dan dikumpulkan di padang mahsyar

Padang Mahsyar adalah suatu tempat manusia dikumpulkan setelah dibangkitkan dari mati. Tempatnya merupakan padang pasir yang bewarna putih yang teramat luas seluas mata memandang. Ini menjadi tempat untuk menghimpunkan semua manusia yang bermula dari Nabi Adam hingga hari kiamat. Yang mungkin berjumlah ratusan billion manusia.

Rasulullah saw adalah termasuk orang yang pertama kali dibangkitkan kemudian disusullah kekasih-kekasih Allah yang lainnya.

Karena jasad sudah hancur dan berubah jadi tanah kecuali pangkal tulang ekor maka manusia dibangkitkan dari pangkal tulang ekor tersebut untuk dikembalikan kepada jasad yang lama dan bukan dengan jasad yang baru kecuali 10 orang yang dibangkitkan tidak dengan hal tersebut yaitu jasad orang-orang yang tidak hancur jasadnya walau telah beribu-ribu tahun berkalang tanah ialah :
  1. jasad para Nabi.
  2. Jasad orang yang gugur dimedan perang.
  3. Jasad para ulama.
  4. Jasad para syuhada’ (orang-orang yang mati syahid)
  5. Jasad orang yang hafal Al-Qur’an.
  6. Jasad pemimpin yang adil.
  7. Jasad orang yang ahli adzan (muadzin).
  8. Jasad perempuan yang mati saat melahirkan.
  9. Jasad orang yang mati dibunuh dengan zhalim (aniaya)
  10. Jasad orang yang mati pada hari Jum’at baik siang atau malamnya.
Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal dan dalam keadaan :
  1. Telanjang dan tampa alas kaki kecuali Nabi dan keluarganya dan orang-orang yang berpuasa Rajab, Sya’ban dan Ramadhan secara rutin.
  2. Lesu, lapar dan haus kecuali orang-orang yang berpuasa Rajab, Sya’ban dan Ramadhan secara rutin karena malaikat Ridwan akan memanggil Ghilman dan Wildan (pelayan-pelayan dari syurga yang terdiri dari anak-anak yang belum akil baligh) mereka datang dengan membawa makanan minuman dan buah-buahan dari surga untuk diberikan kepada orang-orang yang berpuasa.
  3. Dengan raut muka yang berbeda-beda, ada yang muka berseri-seri, memandangi Pemelihara mereka, dan ada yang masam. Ada yang bersinar dan tertawa, dan ada yang berdebu, digelapkan. Ada yang merendah (mungkin kerana takut atau malu) dan ada yang riang. Ada pula dengan muka yang hitam karena kafir. Ada juga yang dibangkitkan dalam keadaan buta karena berpaling dan tidak mengindahkan ayat-ayat Allah.
Kemudian manusia saling mengangkat wajahnya dan memandang kelangit, mereka berdiri selama 40 tahun tidak makan dan tidak minum, dan setiap orang dari mereka berkeringat karena malu kepada Allah. Diantara mereka ada yang berkeringat pada telapak kaki, ada yang berkeringat pada kedua bahunya, ada yang berkeringat pada perutnya, ada yang berkeringat pada dadanya dan ada yang berkeringat pada wajahnya, keringat itu disebabkan karena lamanya mereka berdiri
Di sinilah tempat manusia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan , hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan

Pada masa ini pertalian kekeluargaan termasuk kerabat yang bertalian darah tidak bermanfaat lagi. Bapa tidak membela anak, dan anak tidak membela bapa. Sahabat juga menjadi musuh kecuali orang-orang yang bertaqwa.

Golongan jin juga dikumpul dan ditanya. Antara yang ditanya adalah mengenai pengambilan mereka daripada golongan manusia. Sahabat-sahabat mereka daripada golongan manusia pula mengaku telah mendapat kesenangan daripada mereka.

Tiga orang yang akan disalami oleh para malaikat pada hari mereka dibangkitkan dari kuburnya, mereka adalah orang-orang yang mati syahid, orang yang berpuasa Ramadhan dan orang yang berpuasa pada hari Arafah.
Manusia akan dikelompokkan pada umat nabi masing-masing misalnya :
  1. Kelompok umat Yahudi dengan saksi nabi Musa
  2. Kelompok umat Nasrani (bani Israil, sesudah nabi Isa) dengan saksi nabi Isa
  3. Kelompok umat Islam dengan saksi nabi Muhammad
Kemudian dibagikan buku amal masing-masing orang, amal buruk di tangan kiri dan amal baik di tangan kanan.

Semua catatan amalan akan diperhitungankan segala amal kebaikan dan amal keburukan
Siapa yang amal baiknya lebih banyak dari pada amal buruknya, maka akan ditempatkan di surga di tingkat langit yang ke sekian tergantung dari seberapa banyak amal baiknya. Misal yang paling sedikit amal baiknya akan ditempatkan di surga langit ke 1, yg lebih banyak langit ke 2 dan seterusnya. Mereka menerima ganjarannya berupa kenikmatan secara abadi sesuai dengan tingkat surganya masing-masing.

Siapa yang amal buruknya lebih banyak dari pada amal baiknya, maka akan ditempatkan di neraka dengan tingkatan yang berbeda, tergantung seberapa banyak amal buruknya.
Semuanya akan menerima dengan adil.

Kelompok yang tidak percaya ALLAH dan menyekutukan ALLAH adalah pendosa besar, amal buruknya sangat berat dan tidak mungkin diimbangi dengan semua amal baik.
Hingga mereka akan berserak dan berbeda dari kelompok tiga diatas. Kelompok ini akan ditempatkan di neraka dan menerima siksa secara abadi tampa adanya timbangan amal.
TIDAK ADA YANG ABADI DI DUNIA DAN TIDAK ADA YANG KEKAL SELAIN ALAM AKHIRAT.
Wassallam.
Wallahu Allam Bie Shoab.

SIKSA KUBUR
Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan & Kafir laknatullah itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.

( '' QS : AL-FATHIR AYAT : 06 )
Ini'lah Negara Amerika serikat
yg di idola - idolakan oleh orang - orang kafir yg hancur di luluh lantakan apabila Allah sudah menetapkan kehendaknya tidak ada satu manusia pun yg lolos dari azab'nya[103:1]
Demi masa.

[103:2]
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

[103:3]
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

( QS : AL-ASHR AYAT
01 - 03 )
[103:1]
Demi masa.

[103:2]
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

[103:3]
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

( QS : AL-ASHR AYAT
01 - 03 )
[103:1]
Demi masa.

[103:2]
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

[103:3]
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

( QS : AL-ASHR AYAT
01 - 03 )
[103:1]
Demi masa.

[103:2]
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

[103:3]
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

( QS : AL-ASHR AYAT
01 - 03 )
[103:1]
Demi masa.

[103:2]
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

[103:3]
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

( QS : AL-ASHR AYAT
01 - 03 )
[59:18]
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
( QS AL-HASR AYAT : 18 )
[103:1]
Demi masa.

[103:2]
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

[103:3]
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

( QS : AL-ASHR AYAT
01 - 03 )
[103:1]
Demi masa.

[103:2]
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

[103:3]
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

( QS : AL-ASHR AYAT
01 - 03 )
[103:1]
Demi masa. ( waktu )

[103:2]
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian

[103:3]
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

( QS : AL-ASHR AYAT
01 - 03 )
Sesungguhnya setan & kafir laknatullah itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.

( '' QS : AL-FATHIR AYAT : 06 )
AL-QURAN AKAN MENJADI SAKSI YG NYATA DI DUNIA WAL-AKHIRAT ATAS APA -APA YG KAMU PERBUAT DAN AL-QURAN INI YG AKAN MENJADI SAKSI KEPADA ALLAH.

[59:18]
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
( QS AL-HASR AYAT : 18 )

Donasi Dakwah

Donasi Dakwah "Mutsla"

Menebar Manfaat kepada sesama

Donasi ke :
Bank Muamalat no rek 7010115446
Bank BCA no rek 2140695397
a.n Syahroni Nur Wachid

Konfirmasi transfer ke : 082131174151
"Nama-Asal-Jumlah"

Donasi Dakwah Mutsla, menebar manfaat kepada sesama

.

.
Terjemahan Al-qur'an per Kata